Gambar. health.kompas.com |
HIRANKA.COM - Polusi udara telah menjadi isu serius yang mempengaruhi kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
Dampak
negatifnya terhadap saluran pernapasan dan kesehatan secara keseluruhan telah
menjadi perhatian utama para ilmuwan dan peneliti.
Dalam
beberapa tahun terakhir, terapi garam mulai muncul sebagai pendekatan
alternatif yang diklaim dapat membantu melindungi kesehatan paru-paru dan
mengurangi dampak buruk polusi udara.
Namun,
seberapa efektif sebenarnya terapi garam ini dalam mencegah dampak polusi
udara?
Polusi Udara dan Dampaknya terhadap Kesehatan Manusia
Polusi
udara terdiri dari berbagai partikel dan zat kimia yang terdispersi di udara.
Polutan seperti partikel debu, polutan gas seperti nitrogen dioksida (NO2), dan
ozon di permukaan bumi dapat mengganggu fungsi saluran pernapasan manusia.
Penyakit
pernapasan seperti asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
menjadi lebih umum terjadi akibat paparan jangka panjang terhadap polusi udara.
Oleh
karena itu, penelitian tentang metode pencegahan atau pengobatan yang dapat
mengurangi dampak negatif ini sangat penting.
Apa dan Bagaimana Terapi Garam itu?
Terapi
garam, juga dikenal sebagai terapi haloterapi atau terapi udara garam,
merupakan pendekatan alternatif yang menggunakan udara yang diberkahi kandungan
garam.
Ini
biasanya dilakukan dalam lingkungan tertentu seperti ruang terapi garam atau
ruang berdinding garam, di mana udara yang kaya ion garam dihirup oleh pasien.
Pendukung
terapi garam percaya bahwa udara garam memiliki efek antiinflamasi dan dapat
membantu membersihkan saluran pernapasan dari lendir dan partikel polutan,
sehingga meningkatkan fungsi pernapasan.
Bukti Ilmiah tentang Efektivitas Terapi Garam
Namun,
hingga saat ini, bukti ilmiah tentang efektivitas terapi garam dalam mencegah
dampak polusi udara masih terbatas dan kontroversial.
Beberapa
penelitian kecil telah dilakukan untuk menguji klaim efek positif terapi garam
terhadap saluran pernapasan, tetapi hasilnya bervariasi.
Sebagai
contoh, dalam sebuah penelitian tahun 2017 yang diterbitkan dalam jurnal
"Pulmonology," para peneliti mengevaluasi efek terapi garam pada anak-anak
dengan asma ringan hingga sedang.
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terapi garam dapat memberikan manfaat dalam
mengurangi gejala asma pada anak-anak, tetapi bukti yang lebih kuat masih
diperlukan untuk mendukung klaim ini.
Kritik dan Ketidakpastian
Para
kritikus terapi garam mengingatkan bahwa sebagian besar bukti yang ada belum
cukup kuat untuk menentukan efektivitasnya.
Beberapa
penelitian mengalami masalah metodologi, seperti ukuran sampel yang kecil dan
kurangnya kelompok kontrol yang tepat.
Selain
itu, mekanisme persis bagaimana terapi garam bekerja dalam mengurangi dampak
polusi udara masih belum sepenuhnya dipahami.
Pendekatan Lain dalam Mengatasi Polusi Udara
Meskipun
terapi garam masih menjadi subjek penelitian, ada beberapa pendekatan yang
lebih mapan dalam mencegah dan mengatasi dampak polusi udara.
Pemerintah
dan masyarakat secara umum dapat berkontribusi dalam mengurangi polusi udara
melalui regulasi yang lebih ketat terhadap emisi kendaraan dan industri, serta
menggalakkan penggunaan energi bersih.
Selain
itu, menjaga kesehatan pernapasan melalui kebiasaan hidup sehat seperti tidak
merokok, menjaga kebersihan ruangan.
Selain
itu, memakai masker pelindung di daerah yang terpapar polusi udara juga dapat
membantu mengurangi risiko dampak negatif.
Meskipun
terapi garam telah muncul sebagai pendekatan alternatif dalam melawan dampak
polusi udara, bukti ilmiah yang ada masih belum cukup untuk mengkonfirmasi
efektivitasnya.
Adanya
penelitian yang lebih luas dan berkualitas diperlukan untuk mengungkapkan
potensi sebenarnya dari terapi garam dalam mencegah dampak negatif polusi
udara.
Dalam
menghadapi ancaman polusi udara, langkah-langkah pencegahan yang lebih teruji
dan dukungan untuk regulasi lingkungan yang ketat tetap menjadi prioritas
utama.
Klaim DANA kaget klik disini