Gambar. halodoc.com |
Banyak orang percaya bahwa vape adalah alternatif yang
lebih aman dibandingkan rokok tembakau tradisional, namun, penelitian
menunjukkan bahwa vape juga tidak bebas dari risiko kesehatan.
Meskipun memiliki banyak rasa yang menarik dan
dipromosikan sebagai cara untuk berhenti merokok, vape bukanlah pilihan yang
sepenuhnya aman.
Vape rokok bekerja dengan memanaskan cairan yang
mengandung nikotin, perasa, dan bahan kimia lainnya menjadi uap yang dihirup
oleh pengguna.
Inilah alasan mengapa vape sering disebut sebagai
"rokok elektronik" karena prosesnya meniru sensasi merokok
tradisional tanpa membakar tembakau.
Namun, dampak buruknya tetap ada dan bisa menyebabkan berbagai macam penyakit. Berikut adalah beberapa efek negatif penggunaan vape rokok terhadap kesehatan:
· Gangguan Pernapasan
Meskipun vape tidak menghasilkan asap tembakau yang
kaya zat beracun, vape masih mengandung bahan kimia seperti formaldehida dan
aseton yang dapat merusak paru-paru.
Penggunaan vape dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti bronkitis kronis dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
· Penyakit Jantung
Vape mengandung nikotin, yang merupakan zat adiktif
dan berbahaya bagi sistem kardiovaskular.
Nikotin meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.
· Iritasi Tenggorokan
Penggunaan vape sering kali menyebabkan iritasi pada tenggorokan dan mulut. Bahan kimia yang ada dalam cairan vape dapat merusak jaringan halus di tenggorokan, menyebabkan batuk, sakit tenggorokan, dan kesulitan menelan.
· Efek pada Otak dan Kognisi
Nikotin dalam vape dapat mempengaruhi perkembangan
otak, terutama pada remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan.
Penggunaan vape pada usia muda dapat mengganggu fungsi kognitif, mempengaruhi kemampuan belajar, memori, dan perhatian.
· Kerusakan Sel dan Kanker
Beberapa bahan kimia yang ditemukan dalam vape
diketahui memiliki potensi karsinogenik.
Penggunaan vape jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan sel DNA yang meningkatkan risiko kanker, terutama kanker paru-paru dan kerongkongan.
· Efek Buruk pada Kehamilan
Wanita hamil yang menggunakan vape menghadapi risiko tinggi pada kesehatan janin. Nikotin dapat mengganggu perkembangan sel-sel otak janin dan menyebabkan masalah perkembangan pada bayi yang baru lahir.
· Meningkatkan Risiko Kecanduan
Vape mengandung nikotin yang adiktif, sehingga
pengguna memiliki risiko tinggi untuk menjadi pecandu nikotin.
Kecanduan nikotin membuat sulit bagi seseorang untuk berhenti menggunakan produk tembakau atau vape.
· Keracunan Nikotin
Salah satu bahaya penggunaan vape adalah risiko keracunan nikotin, terutama jika cairan vape tertelan atau dihisap dalam jumlah yang berlebihan, terutama oleh anak-anak.
· Pneumonia Lipoid
Penyakit langka ini telah dikaitkan dengan penggunaan
produk vape yang mengandung THC (senyawa psikoaktif dalam ganja).
Senyawa tersebut dicampurkan dengan minyak atau cairan berbasis minyak. Pneumonia lipoid dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang serius dan bahkan fatal.
· Perpindahan ke Rokok Tembakau
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan vape
dapat menjadi pintu masuk bagi remaja untuk mencoba rokok tembakau tradisional,
menyebabkan peningkatan risiko ketergantungan pada nikotin.
Meskipun vape dapat membantu beberapa perokok untuk
berhenti merokok, bukan berarti itu aman. Efek buruk vape rokok pada kesehatan
tidak boleh diabaikan.
Penting bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk
memahami risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan vape dan rokok
elektronik secara keseluruhan.
Pendekatan terbaik untuk kesehatan adalah mencegah
penggunaan produk tembakau dan vape sama sekali, terutama pada populasi yang
rentan seperti remaja dan wanita hamil.
Klaim DANA kaget klik disini