Penulis: Nabila | Editor: Hidayat
Gambar. kabarfajar.com |
Dalam
peristiwa ini, seorang sekuriti bernama Cecep Kohar (40) meninggal dunia akibat
keracunan gas APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang kedaluwarsa.
Menurut
keterangan saksi mata, api pertama kali terlihat dari salah satu ruangan di
lantai 3 gedung sekolah sekitar pukul 09.00 WIB. Api kemudian dengan cepat
menyebar ke ruangan-ruangan lain.
Cecep
yang saat itu sedang bertugas di pos keamanan, berusaha memadamkan api dengan
menggunakan APAR. Namun, gas APAR tersebut ternyata sudah kedaluwarsa dan tidak
berfungsi dengan baik.
Akibatnya,
Cecep mengalami keracunan gas dan tidak sadarkan diri. Cecep kemudian dilarikan
ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.
Petugas
pemadam kebakaran (damkar) tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 15 menit
setelah kebakaran terjadi. Pada jam 09.20 WIB petugas damkar mampu menjinakkan
api.
Akibat
kebakaran ini, gedung SMAN 6 Jakarta mengalami kerusakan yang cukup parah.
Seluruh isi ruangan di lantai 3 hangus terbakar.
Kepala
Sekolah SMAN 6 Jakarta, Budi Santoso, mengungkapkan rasa duka cita yang
mendalam atas meninggalnya Cecep. Budi juga meminta maaf kepada keluarga Cecep
atas peristiwa yang terjadi.
"Kami
sangat berduka atas meninggalnya Cecep. Kami juga meminta maaf kepada keluarga
Cecep atas peristiwa yang terjadi," ujar Budi.
Budi
juga mengatakan bahwa sekolah akan melakukan evaluasi untuk mencegah terjadinya
kebakaran serupa di masa depan.
Kasus
keracunan gas APAR kedaluwarsa bukanlah yang pertama kali terjadi. Pada tahun
2022, seorang petugas keamanan di salah satu mall di Jakarta juga meninggal
dunia akibat keracunan gas APAR kedaluwarsa.
Kasus-kasus
tersebut menunjukkan bahwa pentingnya memeriksa kondisi APAR secara berkala
untuk memastikan bahwa APAR tersebut masih dalam kondisi baik dan berfungsi
dengan baik.
APAR
merupakan alat yang penting untuk memadamkan api di awal terjadinya kebakaran.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa APAR tersebut selalu dalam
kondisi siap pakai.
Menanggapi
kasus kebakaran di SMAN 6 Jakarta, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan DKI
Jakarta mengimbau kepada masyarakat untuk memeriksa kondisi APAR secara
berkala.
Kasus
ini menunjukkan pentingnya pemeriksaan rutin peralatan pemadam kebakaran di
tempat-tempat publik seperti sekolah.
APAR
adalah perangkat kunci dalam memerangi kebakaran awal, dan ketika mereka tidak
berfungsi dengan baik, nyawa dan properti dapat terancam.
Sekolah,
perusahaan, dan institusi lainnya harus memastikan bahwa mereka memiliki
prosedur pemeriksaan yang ketat dan rutin untuk memastikan bahwa peralatan
pemadam kebakaran dalam kondisi yang baik.
Hal
ini tidak hanya berlaku untuk APAR tetapi juga peralatan pemadam kebakaran
lainnya seperti sprinkler, alarm kebakaran, dan selang pemadam.
Keselamatan
adalah tanggung jawab bersama, terutama dalam lingkungan pendidikan. Kasus ini
harus menjadi pengingat bagi semua sekolah dan institusi untuk lebih
memprioritaskan pelatihan keselamatan dan pemeliharaan peralatan pemadam
kebakaran.
Kehilangan
seorang staf sekolah adalah tragedi yang dapat dihindari jika langkah-langkah
pencegahan yang tepat diambil.
Pemerintah
juga harus memainkan peran penting dalam memastikan bahwa standar keselamatan
di sekolah dan tempat-tempat umum dipatuhi dengan ketat.
Pemeriksaan
rutin dan pelatihan harus diwajibkan, dan perusahaan yang menyediakan peralatan
pemadam kebakaran harus memastikan bahwa produk mereka selalu memenuhi standar
keselamatan yang ketat.
Tragedi
kebakaran di SMAN 6 Jakarta adalah pengingat tentang pentingnya keselamatan dan
peralatan pemadam kebakaran yang berfungsi dengan baik.
Kita
harus belajar dari kejadian ini dan memastikan bahwa pemeriksaan rutin
dilakukan pada peralatan pemadam kebakaran di semua tempat umum untuk
melindungi nyawa dan properti.
Semoga
korban Cecep Kohar dapat beristirahat dengan tenang, dan keluarga mereka
mendapatkan keadilan dalam penyelidikan yang sedang berlangsung.
Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam segala aspek kehidupan kita. Dengan upaya bersama, kita dapat mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan dan menjaga keselamatan semua individu.
Klaim DANA kaget klik disini