Bencana Jebolnya Bendungan di Libya Timur Mengakibatkan 2.000 Korban Jiwa dan 6.000 Orang Hilang

Penulis: Nabila Dwi Ariati | Editor: Hidayat Ramadhani

Bencana Jebolnya Bendungan di Libya Timur Mengakibatkan 2.000 Korban Jiwa dan 6.000 Orang Hilang
Gambar. kompas.com
HIRANKA.COM - Bencana banjir bandang yang melanda Kota Derna, Libya timur pada Senin (11/9/2023) mengakibatkan setidaknya 2.000 orang tewas dan 6.000 orang lainnya hilang.

Banjir ini disebabkan oleh jebolnya dua bendungan di hulu sungai yang mengalir ke kota Derna.

Badai dan hujan lebat yang terjadi selama beberapa hari terakhir menyebabkan air bendungan meluap dan meluap ke kota Derna. Air bah yang deras menghanyutkan rumah-rumah, bangunan, dan kendaraan.

Rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan arus deras mengalir di pusat kota Derna.

Video tersebut juga menunjukkan orang-orang yang terdampar di atap kendaraan untuk meminta bantuan.

Pemerintah Libya timur telah menyatakan Derna sebagai zona bencana. Pasukan keamanan dan warga setempat telah dikerahkan untuk melakukan pencarian dan pertolongan terhadap korban.

Bencana ini merupakan tragedi kemanusiaan yang paling mematikan di Libya sejak perang saudara berakhir pada tahun 2021.

Bencana ini juga menyoroti pentingnya pemeliharaan infrastruktur bendungan di negara-negara yang rentan terhadap bencana alam.

Bencana ini telah menimbulkan dampak yang luas di Libya timur. Selain korban jiwa dan hilang, bencana ini juga menyebabkan kerusakan infrastruktur dan kerugian ekonomi yang besar.

Puluhan rumah dan bangunan lain hancur akibat banjir bandang. Selain itu, jembatan, jalan raya, dan fasilitas listrik juga mengalami kerusakan.

Kerusakan infrastruktur ini akan membutuhkan waktu dan biaya yang besar untuk diperbaiki.

Bencana ini juga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar. Banyak bisnis dan perusahaan di Derna yang terpaksa tutup akibat banjir.

Hal ini menyebabkan hilangnya lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat setempat.

Pemerintah Libya timur telah mengambil langkah-langkah untuk menanggulangi bencana ini.

Pasukan keamanan dan warga setempat telah dikerahkan untuk melakukan pencarian dan pertolongan terhadap korban.

Selain itu, pemerintah juga telah meminta bantuan dari negara-negara lain untuk memberikan bantuan kemanusiaan.

Beberapa negara, seperti Turki, Mesir, dan Tunisia, telah mengirimkan bantuan berupa makanan, obat-obatan, dan tenda darurat.

Para ahli memperingatkan bahwa banjir bandang di Libya timur kemungkinan akan terjadi lagi di masa depan.

Mereka mengimbau pemerintah untuk meningkatkan upaya pencegahan dan mitigasi bencana alam di negara tersebut.

Selain kerusakan infrastruktur dan kerugian ekonomi, bencana ini juga berdampak secara psikologis terhadap masyarakat di Derna.

Banyak warga yang kehilangan anggota keluarga atau harta benda mereka. Hal ini menyebabkan trauma dan kecemasan yang mendalam.

Para ahli dan organisasi kemanusiaan mengimbau dunia internasional untuk memberikan bantuan kepada Libya timur.

Bantuan tersebut diperlukan untuk membantu korban bencana, memperbaiki infrastruktur yang rusak, dan membangun kembali kota Derna.

Bencana ini merupakan pelajaran penting bagi semua negara, termasuk Indonesia. Kita harus meningkatkan upaya pencegahan dan mitigasi bencana alam, terutama di daerah yang rentan terhadap bencana.

Banjir bandang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan dalam berbagai cara. Banjir dapat menyebabkan kerusakan lahan pertanian, hutan, dan ekosistem lainnya.

Hal ini dapat berdampak pada ketersediaan pangan dan air bersih di masa depan. Banjir juga dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah.

Upaya rehabilitasi dan rekonstruksi setelah bencana alam dapat memakan waktu dan biaya yang besar.

Pemerintah Libya timur diperkirakan akan membutuhkan bantuan dari dunia internasional untuk memulihkan kota Derna.

Bencana jebolnya bendungan di Libya timur merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat tragis. Bencana ini telah menimbulkan korban jiwa dan hilang yang sangat besar.

Selain itu, bencana ini juga menimbulkan dampak yang luas di Libya timur, baik dari segi fisik, ekonomi, maupun sosial.