Gambar. id.pinterest.com |
Dari berbagai sudut pandang, dapat dikatakan bahwa Istanbul adalah pusat dunia. Hal ini dapat dibenarkan mengingat berdasarkan posisi geografisnya, Istanbul yang dahulu bernama Konstantinopel adalah titik pertemuan antara dua peradaban besar dunia: Timur dan Barat.
Dengan posisi itu,
Istanbul menjadi pilihan bagi kekuatan-kekuatan besar untuk menjadi pusat
pemerintahan mereka, dan terus menambah warna kekayaan kebudayaan dan peradaban
bagi kota pelabuhan itu.
Istanbul yang kini menjadi kota pusat bisnis dan ekonomi Turki, tetap menjadi primadona tersendiri bagi wisatawan mancanegara, termasuk Indonesia.
Ini dibuktikan dengan ramainya
turis asal Indonesia di berbagai pusat-pusat wisata, terutama para jamaah umroh
yang telah selesai atau akan melaksanakan ziarah ke tanah suci, agen travel
umroh biasanya memberikan paket tambahan wisata Turki dengan durasi bervariasi
dalam program-program mereka.
Bicara tentang wisata sejarah, tempat yang paling ikonik dan banyak dikunjungi wisatawan adalah Sultanhamet Square atau Lapangan Sultanahmet.
Dengan mengunjungi tempat ini, kamu dapat berwisata ke beberapa situs bersejarah Istanbul yang paling populer.
Hipodrom Romawi
Sultanahmet Square
sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang. Lapangan ini dahulunya adalah
Hipodrom, yaitu sebuah bangunan khas Romawi yang berbentuk seperti stadium,
biasanya digunakan untuk perlombaan balap kereta kuda dengan lintasan kuda yang
mirip dengan lintasan pacu atletik zaman sekarang.
Bangunan ini
dibangun oleh Konstantinus Agung dan terus dihias dengan berbagai ornamen dan
barang-barang berharga seperti tiang ular, obelisk, patung-patung kuda
perunggu, dan lain sebagainya.
Kini, bangunan Hipodrom memang sudah hampir tidak tersisa sama kali, apa lagi lintasan pacuan kudanya yang sudah di-pavingblock rapih.
Dua Obelisk dan Patung Ular
Meskipun Hipodrom
Romawi sudah tidak berbekas lagi (kecuali beberapa bagian dari tembok luarnya
saja, namun kamu masih dapat menyaksikan keagungan masa lalu bangunan itu
melalui dua buah obelisk dan pondasi patung ular yang tersisa dan menjulang di
tengah lapangan.
Salah satu obelisk disebut dibawa dari Mesir oleh Theodosius Agung pada abad ke-2 atau 3 sebelum masehi, obelisk yang lainnya tidak diketahui tanggal pembangunannya, namun tercatat direnovasi oleh Konstantin VII.
Adapun tiang ular, yang tersisa kini hanya bagian pancang dan pondasinya, disebut dipindahkan oleh Konstantinus Yang Agung dari Delfi, Yunani.
Komplek Masjid Sultanahmet
Kamu pasti sering
melihat foto pemandangan Turki dengan fokus sebuah masjid besar dengan kubah
bertingkat dan 6 buah menara menjulang di sisi-sisinya. Masjid itu adalah
Masjid Sultanahmet atau sering juga disebut sebagai Masjid Biru (Blue Mosque).
Masjid ini berada tepat di samping lapangan, dan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Ahmet I. Masjid yang selesai dibangun pada tahun 1617 ini disebut sebagai salah satu yang terbesar pada masa itu.
Masjid ini disebut ‘Masjid Biru’ akibat bagian
interiornya yang dihiasi hiasan keramik berwarna biru yang terukir indah dan
mengundang decak kagum para wisatawan.
Di areal masjid, kamu dapat menemukan bekas gedung madrasah, hamam (pemandian), bangunan rumah sakit, serta komplek kuburan yang di dalamnya juga terdapat makam dari Sultan Ahmet I.
Pusat Wisata
Jika berkunjung ke
area Sultanahmet Square, kamu akan menemukan wisatawan yang sangat banyak, hal
ini karena letaknya yang sangat strategis untuk wisata. Selain Masjid
Sultanahmet, kamu juga dapat berkunjung ke Masjid Aya Sofya yang terletak
persis berhadapan dengan Masjid Sultanahmet (akan kita bahas di artikel
selanjutnya); Istana Topkapi yang ada di belakang Aya Sofya; serta Yerebatan
Sarnici (bendungan bawah tanah) yang ada di samping Aya Sofya.
Penulis_Muhammad Hayyi