Masjid Al Jabbar: Pesona Baru di Tanah Jabar

Masjid Al Jabbar
Gambar. news.detik.com
HIRANKA.COM - Pada tanggal 30 Desember 2022 lalu, sebuah bangunan masjid megah resmi dibuka oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang menandakan masyarakat luas sudah dapat mulai melaksanakan berbagai aktivitas keagamaan dan pendukungnya di area tempat ibadah itu. 

Masjid yang dinamai sebagai Masjid Raya Al-Jabbar (selaras dengan akronim dari daerah Jawa Barat: Jabar) itu telah mulai dibangun sejak tahun 2017 lalu. Masjid yang juga sering disebut sebagai Masjid Terapung Gedebage itu memiliki arsitektur yang menarik dan tidak seperti masjid-masjid pada umumnya. 

Masjid ini juga dibangun di atas sebuah danau buatan yang menambah keindahan dan keasrian areal masjid.

Setelah dibukanya, masjid ini kemudian menjadi pusat perhatian banyak wisatawan, baik masyarakat Bandung sendiri maupun wisatawan yang datang dari luar daerah yang mengunjungi masjid ini untuk merasakan nikmatnya beribadah atau sekedar mengambil gambar.

Berikut ini beberapa fakta menarik lainnya yang perlu kamu tahu tentang Masjid Al-Jabbar:

1. Hasil Karya Ridwan Kamil

Masjid yang dibangun pada masa pemerintahan Ahmad Heryawan sebagai Gubernur Jawa Barat ini, memang merupakan usulan dari Ridwan Kamil sendiri yang kala itu menjabat sebagai Walikota Bandung. Yang menarik, arsitektur dan rancang bangunan masjid ini merupakan hasil buah tangan dari Ridwan Kamil sendiri.

Ridwan Kamil yang memang adalah seorang arsitek mengaku mengambil inspirasi dari rumus matematika, terutama pada desain bagian atap masjid yang bertingkat-tingkat. Selain Al-Jabbar, masjid lain yang merupakan karya dari pria yang kerap disapa RK itu adalah Masjid 99 Kubah di Makassar.

2. Dibangun Dari APBD

Sumber dana utama untuk pembangunan Masjid Al-Jabbar ini adalah berasal dari Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat sendiri. Pada mulanya, usulan pembangunan dengan memanfaatkan APBD ini mengundang keberatan dari banyak pihak. Ketika terjadi wabah COVID-19, pembangunan yang sudah dimulai sejak tahun 2017 itu terpaksa berhenti dan baru dapat dilanjutkan kembali pada tahun 2021.

Pembangunan masjid ini sendiri ditaksir menghabiskan dana total sekitar Rp. 1 Triliun, dengan total dana yang digunakan oleh Hutama Karya dan Adhi Karya untuk melanjutkan proses pembangunan masjid saja mencapai Rp. 496 Miliar.

Besarnya biaya inilah yang membuat banyak pihak tidak setuju pada awalnya, dan menyebut bahwa dana sebesar itu lebih baik disalurkan untuk pembangunan insfrastruktur pembangunan dan lain-lain.

3. Penuh Makna dan Filosofi

Bangunan Masjid Al-Jabbar memang bukan sekedar megah saja, namun penuh arti dan makna yang tersirat. Dari namanya, Al-Jabbar sendiri diambil dari Asma-ul Husna atau Nama-Nama Allah yang berarti ‘Maha Perkasa’, atau RK sendiri menyebutnya ‘Maha Juara’, selaras dengan slogan Jawa Barat yaitu ‘Jabar Juara’, selain itu, kata ‘Al-Jabbar’ sendiri sangat mirip dengan singkatan daerah ini, ‘Jabar’.

Di sisi bangunan, luas ukuran bangunan masjid ini adalah 99x99 meter yang merupakan jumlah dari Asmaul Husna yang 99. Kemudian 3 buah menara yang ada di sekelilingnya masing-masing setinggi 33 meter, melambangkan jumlah wirid yang biasa dilantunkan setelah shalat, yaitu 33 kali tasbih, 33 kali tahmid, dan 33 kali takbir.

Selain itu, masjid ini juga bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Selanjutnya, Al-Jabbar akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung kegiatan masyarakat seperti ruang seminar, ruang belajar, penginapan serta museum sejarah islam dan tarikh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.



Penulis_Muhammad Hayyi
Klaim DANA kaget klik disini