Gambar. halodoc.com |
Namun,
ada juga jenis pernapasan yang terjadi tanpa kehadiran oksigen. Salah satunya
adalah fermentasi asam laktat, sebuah proses yang penting dalam banyak
organisme, termasuk manusia.
Dalam
artikel ini, kita akan menjelajahi fermentasi asam laktat, bagaimana proses ini
terjadi, dan apa peran serta dampaknya dalam kehidupan kita.
Fermentasi
asam laktat merupakan salah satu bentuk fermentasi anaerobik, yang berarti
terjadi tanpa oksigen.
Dalam
fermentasi ini, glukosa atau karbohidrat lainnya diubah menjadi asam laktat
sebagai produk akhirnya.
Proses
ini dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme, termasuk bakteri dan beberapa jenis
fungi.
Salah
satu contoh fermentasi asam laktat yang paling dikenal adalah dalam pembuatan
yogurt.
Saat
bakteri asam laktat seperti Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus dicampurkan ke dalam susu, mereka mengkonversi laktosa dalam susu
menjadi asam laktat.
Hasilnya
adalah yogurt yang memiliki rasa asam dan konsistensi kental. Proses ini telah
digunakan selama ribuan tahun dalam pembuatan produk susu fermentasi.
Namun,
fermentasi asam laktat tidak hanya terjadi dalam industri pangan. Proses ini
juga terjadi dalam tubuh manusia dalam beberapa kondisi.
Misalnya,
ketika tubuh mengalami aktivitas fisik yang intens, misalnya selama latihan
anaerobik atau saat kita mengalami kekurangan oksigen, seperti dalam situasi
hipoksia, fermentasi asam laktat dapat terjadi.
Saat
kita melakukan aktivitas fisik yang intens, kebutuhan tubuh akan energi
meningkat. Pada awalnya, tubuh menggunakan oksigen sebagai bahan bakar untuk
memecah glukosa dan menghasilkan energi melalui proses respirasi aerobik.
Namun,
saat tubuh kekurangan oksigen, seperti ketika kita berada dalam keadaan
anaerobik, seperti latihan beban berat atau sprint, sistem respirasi aerobik
tidak dapat bekerja secara efisien. Inilah saat fermentasi asam laktat terjadi.
Dalam
kondisi anaerobik, glukosa diubah menjadi piruvat melalui glikolisis. Biasanya,
piruvat akan masuk ke dalam mitokondria sel untuk dioksidasi sepenuhnya menjadi
karbon dioksida dan air melalui proses respirasi aerobik, menghasilkan lebih
banyak energi.
Namun,
jika oksigen tidak tersedia dalam jumlah cukup, piruvat akan diubah menjadi
asam laktat oleh enzim bernama laktat dehidrogenase.
Proses
ini menghasilkan molekul ATP, sumber utama energi dalam sel, tetapi dengan
efisiensi yang lebih rendah dibandingkan dengan respirasi aerobik.
Selama
latihan anaerobik yang intens, penumpukan asam laktat dalam otot dapat
menyebabkan sensasi kelelahan, kram, dan ketegangan otot.
Ini
adalah respons tubuh terhadap peningkatan produksi asam laktat sebagai produk
sampingan dari proses pernapasan anaerobik.
Namun,
penting untuk dicatat bahwa asam laktat bukanlah penyebab langsung kelelahan
otot.
Sebaliknya,
peningkatan asam laktat seiring dengan kekurangan oksigen dalam otot dapat
mengindikasikan bahwa batas toleransi otot telah tercapai.
Meskipun
fermentasi asam laktat sering dikaitkan dengan kelelahan dan ketegangan otot,
proses ini juga memiliki manfaat dalam bidang lain.
Misalnya,
dalam industri pangan, fermentasi asam laktat digunakan untuk mengawetkan dan
mengubah rasa produk, seperti dalam pembuatan acar dan produk susu fermentasi.
Selain
itu, fermentasi asam laktat juga memiliki peran dalam sistem pencernaan
manusia. Bakteri asam laktat, seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium, hadir
dalam usus dan membantu menjaga keseimbangan mikroflora usus yang sehat.
Mereka
membantu mencerna serat dan menghasilkan senyawa yang menguntungkan tubuh,
seperti asam lemak rantai pendek.
Fermentasi
asam laktat dalam usus juga membantu menjaga tingkat keasaman yang tepat dan
mencegah pertumbuhan bakteri patogen.
Penulis
- Nabila Dwi Ariati
Klaim DANA kaget klik disini