HIRANKA.COM - Di Surabaya, tepatnya di sebuah kampung yang
banyak ditinggali oleh pedagang Arab Muslim bernama Kampung Ampel, pada sekitar
abad ke-15 berdiri sebuah lembaga pendidikan Islam yang merupakan pelopor dari model
pendidikan pesantren, dan pada abad-abad berikutnya akan menyebar ke seluruh
penjuru Nusantara.Gambar. darulfithrah.com
Lembaga pendidikan yang bernama Pesantren
Ampel Denta itu juga dapat disebut sebagai lembaga pendidikan pertama yang
didirikan di Pulau Jawa. Sebelum itu, masyarakat Jawa hanya memperoleh
pendidikan dari berguru pada guru atau tokoh secara pribadi, atau melalui
kajian-kajian tradisional yang diadakan oleh mereka.
Pesantren Ampel Denta memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah perkembangan lembaga pendidikan Indonesia.
Sebab para alumni yang telah menyelesaikan masa pendidikannya di tempat ini, akan kembali ke tempat asal mereka masing-masing dan mendirikan lembaga pendidikan dengan model yang hampir serupa.
Pesantren: Hasil Buah Dakwah Walisongo
Kemunculan lembaga-lembaga pendidikan agama, termasuk Pesantren Ampel Denta ini tidak lepas dari hasil kerja keras dan perjuangan dakwah para Walisongo. Sunan Gresik yang juga dikenal dengan nama Syekh Maulana Malik Ibrahim, mendirikan bangunan untuk mengakomodasi murid-murid yang datang kepadanya untuk menuntut ilmu agama.
Selain itu, Sunan
Gresik juga terkenal berdakwah dengan pendekatannya terhadap masyarakat, dimana
ia berusaha hadir untuk membantu memenuhi kebutuhan pokok masyarakat di
sekitarnya. Hal ini kemudian menjadi cikal bakal dari bangunan fisik dan
bangunan sosiologis pesantren pada masa-masa mendatang.
Adapun pesantren dalam arti seperti yang diketahui secara luas pada masa kita sekarang ini, dapat dikatakan pertama kali direpresentasikan oleh Pesantren Ampel Denta yang dibangun oleh Raden Rahmat alias Sunan Ampel.
Pembangunan Pesantren di Kampung Ampel
Asal mula Pesantren Ampel Denta dapat
ditelusuri dari masa awal Kesultanan Demak di Pulau Jawa. Sebagai penguasa
pertama Demak, dewan Walisongo dengan usulan Sunan Ampel menunjuk Raden Patah,
putra dari Prabu Brawijaya V, Raja Majapahit sebagai Sultan Demak pertama pada
tahun 1475.
Sunan Ampel sendiri merupakan guru dari Raden
Patah. Untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada guru dari anaknya itu, Raja
Majapahit lalu menghadiahi Sunan Ampel sebidang tanah di sebuah di Surabaya.
Wilayah yang selanjutnya dinamai Kampung Ampel tersebut pada masa itu banyak
ditinggali oleh para saudagar Arab.
Di kampung itulah Sunan Ampel lalu bersama-sama dengan masyarakat membangun dan mengembangkan lembaga pendidikan berbentuk pesantren dan dinamai Ampel Denta.
Pesantren Ampel Denta pada
perjalanannya kemudian menjadi pusat pengajaran dan pendidikan agam Islam yang
maju dan berpengaruh di Nusantara.
Di antara santri dan alumni Ampel Denta yang terkenal dan menjadi tokoh penting adalah Sunan Giri, Sunan Bonang dan Sunan Drajat.
Tokoh-tokoh tersebut juga dikenal sebagai Walisongo yang ikut berperan penting dalam penyebaran Islam di Nusantara. Disamping itu, Adipati Arya Demar dari Palembang juga merupakan santri Ampel Denta.
Lokasi Strategis Ampel Denta
Hal lain yang menarik perhatian adalah lokasi
Ampel Denta yang strategis sebagai pusat pendidikan agama pada masanya.
Bangunan pertama yang dibangun oleh Sunan Ampel adalah masjid, lokasi pembangunan sendiri sebelumnya berair dan dipenuhi dengan lumpur.
Namun berkat pengetahuan teknik dan geologi yang dimiliki oleh
Sunan Ampel dan para pengikutnya, lokasi tersebut dapat dikeringkan.
Selain itu, lokasi yang dipilih Sunan Ampel juga sangat strategis sebab menjadi pintu gerbang menuju Majapahit,tepatnya dekat dengan pelabuhan Surabaya. Hal ini membuatnya dilewati oleh setiap orang yang keluar-masuk dari dan menuju Majapahit.
Pesantren Ampel Denta juga dikenal dengan sistem pendidikannya yang setara dan tidak membeda-bedakan santri berdasarkan jabatan maupun keturunan.
Penulis_Muhammad Hayyi
Klaim DANA kaget klik disini