Gambar. freepik.com |
Stunting pada anak akan menyebabkan
pertumbuhan tubuh yang lebih pendek atau lebih rendah dari standar, serta
meningkatkan risiko gangguan kesehatan pada masa dewasa, seperti penyakit
jantung, diabetes, dan obesitas.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci, mari kita lihat dampak asap rokok terhadap perkembangan anak sebagai berikut.
Eksposur terhadap asap rokok dapat menjadi penyebab tidak langsung dari stunting
Pada Kamis 29 Juli 2023,
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengutip pernyataan
dari Kepala BKKBN DR (H.C).
dr. Hasto Wardoyo, SpOG
(K) yang menunjukkan bahwa terpapar asap rokok dapat meningkatkan risiko
stunting pada anak usia 25-59 bulan hingga mencapai 13,49 kali lipat.
Anak-anak yang tinggal
bersama orang tua perokok akan mengalami hambatan dalam penyerapan nutrisi yang
dapat berdampak negatif pada perkembangan mereka.
Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia menunjukkan
bahwa anak-anak yang terpapar asap rokok dari orang tua mereka mengalami
pertumbuhan yang melambat dibandingkan dengan anak-anak lainnya.
Hal ini terlihat dari
kurangnya peningkatan berat badan dan tinggi badan mereka. Selain itu, paparan
asap rokok juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada anak-anak,
seperti gangguan pernapasan dan infeksi saluran napas.
Oleh karena itu, penting
bagi para orang tua untuk menghindari merokok di dekat anak-anak, bahkan di
dalam rumah, guna menciptakan lingkungan yang sehat bagi pertumbuhan dan
perkembangan mereka.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa anak-anak yang tinggal bersama orang tua yang tidak merokok memiliki
ukuran berat badan dan tinggi badan yang lebih besar sebesar 1,5 kg dan 0,34 cm
jika dibandingkan dengan anak-anak yang bertempat tinggal bersama orang tuanya
yang memiliki kebiasaan merokok.
Selain itu, melalui
perhitungan faktor genetik dan lingkungan, ditemukan bahwa risiko stunting pada
anak dengan orang tua perokok meningkat sekitar 5,5 persen.
Apabila dibandingkan dengan anak-anak yang bertempat tinggal bersama dengan orang tuanya yang tidak memiliki kebiasaan merokok maka kecil kemungkinan hal tersebut terjadi.
Upaya untuk mencegah terjadinya stunting pada anak
Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa anak yang mengalami stunting tidak
hanya akan mengalami keterlambatan pertumbuhan tubuh.
Namun, stunting jjuga akan mengalami gangguan dalam
perkembangan kognitif dan motorik, serta masalah metabolik di masa dewasa.
Tetapi, stunting dapat dicegah.
Berikut adalah beberapa cara pencegahan stunting pada anak yang dapat dilakukan.
- Mengecek apakah remaja putri mengalami anemia serta memberikan tablet penambah darah.
- Mengecek kesehatan kehamilan secara teratur dan mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan mineral seperti asam folat, yodium, dan zat besi merupakan suatu keharusan
- Disarankan untuk memulai menyusui segera setelah bayi lahir dan menjalani pemeriksaan berkala, yang dikenal sebagai Inisiasi Menyusui Dini (IMD), untuk memastikan bayi menerima ASI eksklusif dan memantau pertumbuhan dan perkembangannya
- Disarankan untuk melakukan imunisasi secara teratur pada anak, untuk mencegah berbagai penyakit
- Memberikan susu ibu atau ASI secara eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan dan kemudian memberikan makanan pendamping ASI yang sehat dan juga bergizi
- Memantau secara teratur terhadap perkembangan fisik dan mental pada anak
- Memadukan gaya hidup sehat dengan selalu mencuci tangan sebelum makan dan berhenti membudayakan kebiasaan merokok
Penting untuk diingat bahwasanya anak yang terpapar asap rokok bisa menjadi faktor tidak langsung penyebab stunting pada anak, orang tua juga disarankan untuk mengetahui dan melakukan langkah-langkah pencegahan yang dibutuhkan.
Stunting tidak hanya akan
mempengaruhi berat dan tinggi badan anak, namun juga perkembangan otak dan daya
tahan tubuh sehingga diperlukan cara penanganan dan pencegahan yang tepat.
Penulis - Nabila Dwi
Ariati