Gambar. halodoc.com |
Menurut buku Cek Kesehatan Anda: Pria Usia
50 Tahun (2013) karya Srikandi Waluyo dan dr. Budhi Marhendra Putra, SAk. MHA,
istilah "angin duduk" umum digunakan di kalangan masyarakat Jawa
Tengah.
Istilah ini menggambarkan munculnya gejala
seperti nyeri dada yang terasa seperti ditekan, keringat dingin, perut kembung,
dan sensasi tusukan di ulu hati.
Meskipun dalam kepercayaan tradisional
orang, "angin duduk" dianggap mirip dengan masuk angin, namun
sebenarnya kondisi ini berbeda dari masuk angin menurut perspektif kedokteran.
Artikel ini akan membahas tentang "angin duduk," termasuk pengertian, faktor penyebab, dan tanda-tandanya yang perlu diwaspadai.
Pengertian angin duduk
"Angin duduk" sebenarnya adalah
istilah kedokteran untuk angina pectoris. Seperti yang dikutip dari Mayo
Clinic, angina pectoris adalah nyeri dada yang disebabkan oleh kurangnya aliran
darah ke jantung.
Terdapat beberapa jenis angina, yaitu:
1. Angina stabil (terjadi saat aktivitas
fisik)
2. Angina tidak stabil (terjadi tanpa
prediksi dan saat istirahat)
3. Angina varian (Prinzmetal angina)
terjadi akibat kontraksi sementara pada arteri jantung yang mengakibatkan
penurunan aliran darah
4. Angina refrakter yang merupakan nyeri dada kronis yang berlangsung dalam jangka panjang.
Faktor penyebab angin duduk
Mayo Clinic juga menjelaskan bahwa
penyebab angina pectoris atau "angin duduk" adalah berkurangnya
aliran darah ke otot jantung.
Otot jantung membutuhkan oksigen yang
dibawa oleh darah untuk berfungsi secara normal. Jika otot jantung tidak
mendapatkan pasokan oksigen yang cukup, maka terjadi kondisi yang disebut
iskemia.
Penyebab paling umum terjadinya iskemia
adalah penyakit arteri koroner (CAD). Angina pectoris sering kali menjadi
manifestasi dari penyakit jantung koroner ini.
Penyempitan arteri jantung (arteri
koroner) dapat terjadi akibat penumpukan plak lemak yang disebut aterosklerosis.
Jika plak tersebut pecah atau membentuk
gumpalan darah, aliran darah melalui arteri yang sempit bisa terhambat atau
terblokir secara tiba-tiba.
Inilah yang menyebabkan terjadinya angina
pectoris. Kondisi ini bisa terjadi secara mendadak dan mengurangi aliran darah
ke otot jantung secara signifikan.
Dalam buku Cek Kesehatan Anda: Pria Usia 50 Tahun (2013) karya Srikandi Waluyo dan dr. Budhi Marhendra Putra, SAk. MHA, disebutkan bahwa angina pectoris dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih umum terjadi pada pria dewasa yang memiliki pola makan yang tidak sehat dan gaya hidup yang buruk.
Tanda-tanda angin duduk
Tanda-tanda "angin duduk" atau
angina pectoris, seperti yang dijelaskan oleh Mayo Clinic, meliputi:
1.Nyeri pada tangan, bahu, punggung,
leher, dan rahang
2.
Nyeri dada atau ketidaknyamanan di dada. Rasa nyeri ini bisa terasa seperti
terbakar, tertekan, atau seperti ditindih
3. Kelelahan
4. Pusing
5. Sesak napas
6.Berkeringat
7.Mual
Tingkat keparahan gejala angina pectoris
dapat bervariasi dalam setiap individu, tergantung pada tingkat penyempitan
arteri koroner dan kesehatan jantung secara umum.
Ketika seseorang mengalami gejala angina
seperti nyeri dada, sesak napas, atau kelelahan yang tidak normal, sangat
penting untuk segera mengambil tindakan yang tepat.
Dalam hal ini, penting untuk segera
menghentikan aktivitas fisik, termasuk hubungan seksual, untuk mengurangi beban
pada jantung yang sedang berjuang.
Sebagai gantinya, sebaiknya segera
menghubungi dokter atau spesialis jantung untuk mendapatkan bantuan medis yang
segera.
Penanganan yang cepat dan tepat sangat
penting karena angina pectoris dapat menjadi tanda peringatan serius bahwa
aliran darah ke jantung terganggu, dan jika tidak segera ditangani, dapat
menyebabkan komplikasi yang fatal dalam rentang waktu singkat, sekitar 15-30
menit.
Maka dari itu, menjaga kesadaran akan
gejala angina dan mengambil langkah-langkah penanganan yang tepat dapat
memiliki dampak yang signifikan dalam mencegah komplikasi serius dan melindungi
kesehatan jantung.
Penulis - Nabila Dwi Ariati
Klaim DANA kaget klik disini