Gambar. freepik.com |
Stunting adalah suatu kondisi dimana
pertumbuhan fisik terhambat akibat kurang gizi kronis yang dialami sejak masa
kehamilan hingga usia dua tahun atau pada periode 1.000 hari pertama kehidupan.
Masalah stunting terjadi sejak janin masih
berkembang di dalam rahim dan umumnya baru terlihat ketika anak mencapai usia
dua tahun.
Dampak dari stunting yaitu dapat meningkatkan angka kematian, meningkatkan risiko berbagai penyakit, mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan, serta menyebabkan postur tubuh anak tidak optimal saat dewasa.
Apa upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi stunting?
Menurut informasi dari Kementerian
Kesehatan, ada berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya stunting.
Namun, penyebab utama dari gangguan gizi
kronis ini adalah karena kurangnya asupan gizi selama kehamilan dan masa kanak-kanak
awal.
Agar anak mendapatkan nutrisi yang cukup,
disarankan untuk memberikan satu butir telur setiap hari pada bayi berusia 6
hingga 9 bulan.
Memberikan jumlah telur yang sesuai dengan
usia anak adalah penting. Misalnya, untuk bayi usia 9 bulan sampai 1 tahun,
kebutuhan telur per hari meningkat menjadi 1,5 butir, dan untuk anak di atas 1
tahun, dibutuhkan 2 butir per hari.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di
Medical News Today menunjukkan bahwa memberi makan satu telur per hari kepada
anak balita selama 6 bulan dapat mengurangi risiko stunting.
Menurut penelitian oleh para ahli dari
Washington University, ditemukan bahwa dengan mengonsumsi satu butir telur
setiap hari, dapat mengurangi prevalensi terhambatnya pertumbuhan hingga 47
persen.
Uji coba terkontrol yang dilakukan secara
acak dengan melibatkan anak dengan rentang usia enam sampai sembilan bulan dari
Equador, Amerika Selatan, digunakan untuk menguji hipotesis ini.
Equador dipilih sebagai lokasi uji coba
karena sekitar 23 persen anak di bawah usia lima tahun mengalami gangguan pada
pertumbuhan, dan sekitar 6 persennya mengalami berat badan yang kurang.
Pada penelitian itu, para anak-anak dibagi
menjadi dua kelompok. Kelompok yang pertama diberikan satu butir telur untuk
dikonsumsi setiap harinya selama 6 bulan lamanya, sementara kelompok yang lainnya tidak
diberikan telur untuk dikonsumsi (kontrol).
Dari hasil uji coba yang dilakukan,
menunjukkan bahwa anak-anak yang diber konsumsi telur mendapatkan skor tinggi
serta berat badan yang lebih baik daripada anak seusianya di kelompok kontrol.
Selain itu, konsumsi telur setiap hari juga menurunkan prevalensi terhambatnya pertumbuhan sebesar 47 persen dan prevalensi kekurangan berat badan berkurang sebesar 74 persen.
Nutrisi yang terkandung dalam telur
Kandungan gizi dalam telur memang cukup
komprehensif. Sebuah telur utuh mengandung nutrisi berikut:
- Energi: 78 kalori
- Natrium: 62 miligram
- Lemak: 5 gram
- Karbohidrat: 0,6 gram
- Kolin: 147 miligram.
- Protein: 6 gram
- Gula: 0,5 gram
Dalam hal vitamin dan mineral, telur
memiliki kandungan vitamin D yang esensial untuk penyerapan fosfor, kalsium,
serta vitamin A yang mendukung kesehatan kulit, mata, dan pertumbuhan sel.
Yelur juga mengandung dua vitamin B kompleks yang diperlukan oleh tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi. Selain itu, telur juga merupakan sumber yang baik bagi selenium, riboflavin, dan juga kolin.
Apakah konsumsi telur aman bagi anak-anak?
Meskipun telur memiliki kandungan nutrisi
yang tinggi, mereka juga terkenal karena kandungan kolesterolnya yang tinggi.
Berita baiknya adalah kolesterol dalam
telur tidak memiliki dampak signifikan pada anak-anak jika dikonsumsi dalam
jumlah yang wajar.
Para ahli dari American Heart Association
merekomendasikan agar asupan kolesterol harian tidak melebihi 300 miligram,
sementara satu telur ukuran besar hanya mengandung sekitar 187 miligram
kolesterol.
Oleh karena itu, anak-anak masih aman
mengonsumsi satu butir telur setiap hari untuk mencegah dan mengatasi stunting.
Namun, penting untuk memastikan bahwa
telur yang diberikan kepada anak sudah dimasak dengan sempurna, guna mencegah
kontaminasi bakteri Salmonella.
Penulis - Nabila Dwi Ariati
Klaim DANA kaget klik disini