Imbas dari "Fatherless" bagi Tumbuh Kembang Anak

Imbas dari "Fatherless" bagi Tumbuh Kembang Anak
Gambar. mengerti.id
HIRANKA.COM - Menurut sebuah lembaga internasional, Indonesia menduduki peringkat tiga sebagai negara dengan minimnya peran atau keterlibatan sosok ayah dalam kehidupan anak, yang dikenal sebagai fatherless country.

Situasi ini dapat berdampak negatif pada perkembangan sosial dan psikologis anak. Diana Setiyawati, Psikolog yang berasal dari UGM atau Universitas Gadjah Mada, telah mengulas fenomena fatherless dan menyoroti minimnya peran ayah dalam pengasuhan anak.

Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk memberikan perhatian mengenai keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Hal tersebut agar berimbas pada perkembangan anak dapat optimal.

Imbas Fatherless untuk anak

Menurut Diana, ketiadaan ayah atau kurangnya keterlibatan ayah dalam keluarga dapat berdampak negatif pada perkembangan anak.

Hal ini dapat memunculkan berbagai tantangan, seperti kesulitan dalam membentuk peran seksual serta identitas gender, kesulitan dalam penyesuaian sosial dan emosional, penurunan kinerja akademis, serta rendahnya kontrol diri dan rasa percaya diri.

Selain itu, kurangnya keterlibatan ayah juga dapat meningkatkan risiko anak terkena masalah psikologis, seperti kecanduan terhadap zat atau aktivitas yang bersifat menyenangkan seperti game online, gadget, obat-obatan terlarang, rokok, dan lain sebagainya.

Peran penting ayah bagi perkembangan anak

Menurut Diana, ayah juga memiliki peran yang penting dalam tumbuh kembang anak. Keterlibatan ayah dalam beraktivitas bersama anak dapat merangsang perkembangan kognitif.

Ayah dan ibu memiliki gaya bicara yang berbeda, di mana ayah cenderung lebih tegas dan singkat. Bentuk komunikasi yang lebih kompleks dengan orang tua dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak dan merangsang perkembangan kognitif.

Selain itu, keterlibatan ayah dalam pengasuhan dapat meningkatkan fungsi eksekutif anak, yang berkaitan dengan kemampuan merencanakan, mengontrol diri, memecahkan masalah, dan memusatkan perhatian.

Diana juga menyatakan bahwa kehadiran ayah dalam pengasuhan dapat memengaruhi perkembangan emosi anak.

Ketika hubungan antara ayah dan anak bersifat positif, anak akan lebih mudah mengembangkan emosi yang matang.

Pengaruh ayah dalam perkembangan sosial dan kognitif anak

Menurut Diana, ayah juga memiliki pengaruh besar pada perkembangan sosial dan kognitif anak.

Ayah yang memberikan dukungan emosional atau terlibat dalam pengasuhan dapat membantu mengurangi beban yang dirasakan oleh ibu dan memengaruhi kualitas hubungan antara ibu dan anak.

Ketika perkembangan emosi terhambat, anak mungkin memiliki emosi yang tidak matang dan kesulitan dalam mengatur emosinya.

Hal ini dapat menyebabkan cemas, depresi, serta perilaku internalisasi dan eksternalisasi yang tidak sehat.

Partisipasi ayah dala mengasuh anak juga memberikan pengaruh pada kelekatan anak, hal tersebut lah yang dapat memengaruhi perkembangan sosial dan kognitif anak.

Anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan kehangatan atau pengasuhan dari sosok ayah cenderung mempunyai kompetensi sosial yang lemah dan harga diri yang rendah.

Dalam pembentukan moral, ayah memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai individu karena sikapnya yang cenderung tegas dan maskulin.

Kehilangan peran ayah dapat menyebabkan anak kurang memiliki moral yang baik dan terlibat dalam perilaku kenakalan remaja.

Ayah juga berperan penting dalam pembentukan identitas seksual anak, terutama pada anak laki-laki.

Ayah menjadi role model bagi anak laki-laki dalam menjalankan peran sebagai laki-laki, dengan memberikan gambaran mengenai perbedaan gender. Sikap hangat dan positif ayah terhadap anak dapat membantu membentuk maskulinitas.

Diana juga menyoroti bahwa banyak anak yang menjadi korban kekerasan seksual adalah anak yang kehilangan figur ayah.

Ia pun mengataka bahwa ayah juga mempunyai peran yang penting sama seperti dengan seorang ibu dalam tumbuh kembang anak, baik secara emosional, kognitif, ataupun sosial.

Keterlibatan ayah dapat dilakukan melalui berbagai bentuk, seperti melakukan kegiatan bersama, berkomunikasi dengan anak, berbagi hal-hal yang disukai, mengasuh anak, memberikan pengarahan, dan selalu ada untuk anak.



Penulis - Nabila Dwi Ariati
Klaim DANA kaget klik disini