Gambar. mengerti.id |
Situasi ini dapat
berdampak negatif pada perkembangan sosial dan psikologis anak. Diana
Setiyawati, Psikolog yang berasal dari UGM atau Universitas Gadjah Mada, telah
mengulas fenomena fatherless dan menyoroti minimnya peran ayah dalam pengasuhan
anak.
Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk memberikan perhatian mengenai keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Hal tersebut agar berimbas pada perkembangan anak dapat optimal.
Imbas Fatherless untuk anak
Menurut Diana, ketiadaan
ayah atau kurangnya keterlibatan ayah dalam keluarga dapat berdampak negatif
pada perkembangan anak.
Hal ini dapat memunculkan
berbagai tantangan, seperti kesulitan dalam membentuk peran seksual serta
identitas gender, kesulitan dalam penyesuaian sosial dan emosional, penurunan
kinerja akademis, serta rendahnya kontrol diri dan rasa percaya diri.
Selain itu, kurangnya keterlibatan ayah juga dapat meningkatkan risiko anak terkena masalah psikologis, seperti kecanduan terhadap zat atau aktivitas yang bersifat menyenangkan seperti game online, gadget, obat-obatan terlarang, rokok, dan lain sebagainya.
Peran penting ayah bagi perkembangan anak
Menurut Diana, ayah juga
memiliki peran yang penting dalam tumbuh kembang anak. Keterlibatan ayah dalam
beraktivitas bersama anak dapat merangsang perkembangan kognitif.
Ayah dan ibu memiliki
gaya bicara yang berbeda, di mana ayah cenderung lebih tegas dan singkat.
Bentuk komunikasi yang lebih kompleks dengan orang tua dapat meningkatkan
kemampuan bahasa anak dan merangsang perkembangan kognitif.
Selain itu, keterlibatan
ayah dalam pengasuhan dapat meningkatkan fungsi eksekutif anak, yang berkaitan
dengan kemampuan merencanakan, mengontrol diri, memecahkan masalah, dan
memusatkan perhatian.
Diana juga menyatakan
bahwa kehadiran ayah dalam pengasuhan dapat memengaruhi perkembangan emosi
anak.
Ketika hubungan antara ayah dan anak bersifat positif, anak akan lebih mudah mengembangkan emosi yang matang.
Pengaruh ayah dalam perkembangan sosial dan kognitif anak
Menurut Diana, ayah juga
memiliki pengaruh besar pada perkembangan sosial dan kognitif anak.
Ayah yang memberikan
dukungan emosional atau terlibat dalam pengasuhan dapat membantu mengurangi
beban yang dirasakan oleh ibu dan memengaruhi kualitas hubungan antara ibu dan
anak.
Ketika perkembangan emosi
terhambat, anak mungkin memiliki emosi yang tidak matang dan kesulitan dalam
mengatur emosinya.
Hal ini dapat menyebabkan
cemas, depresi, serta perilaku internalisasi dan eksternalisasi yang tidak
sehat.
Partisipasi ayah dala
mengasuh anak juga memberikan pengaruh pada kelekatan anak, hal tersebut lah
yang dapat memengaruhi perkembangan sosial dan kognitif anak.
Anak yang kurang atau
bahkan tidak mendapatkan kehangatan atau pengasuhan dari sosok ayah cenderung
mempunyai kompetensi sosial yang lemah dan harga diri yang rendah.
Dalam pembentukan moral,
ayah memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai individu karena
sikapnya yang cenderung tegas dan maskulin.
Kehilangan peran ayah
dapat menyebabkan anak kurang memiliki moral yang baik dan terlibat dalam
perilaku kenakalan remaja.
Ayah juga berperan
penting dalam pembentukan identitas seksual anak, terutama pada anak laki-laki.
Ayah menjadi role model
bagi anak laki-laki dalam menjalankan peran sebagai laki-laki, dengan
memberikan gambaran mengenai perbedaan gender. Sikap hangat dan positif ayah
terhadap anak dapat membantu membentuk maskulinitas.
Diana juga menyoroti
bahwa banyak anak yang menjadi korban kekerasan seksual adalah anak yang
kehilangan figur ayah.
Ia pun mengataka bahwa
ayah juga mempunyai peran yang penting sama seperti dengan seorang ibu dalam
tumbuh kembang anak, baik secara emosional, kognitif, ataupun sosial.
Keterlibatan ayah dapat
dilakukan melalui berbagai bentuk, seperti melakukan kegiatan bersama,
berkomunikasi dengan anak, berbagi hal-hal yang disukai, mengasuh anak,
memberikan pengarahan, dan selalu ada untuk anak.
Penulis - Nabila Dwi
Ariati
Klaim DANA kaget klik disini