Giri Kedaton, Negara Pesantren Satu-satunya dalam Sejarah

Giri Kedaton, Negara Pesantren Satu-satunya Dalam Sejarah
Gambar. generasipeneliti.id
HIRANKA.COM - Menelisik kembali sejarah masa lalu Indonesia memang sangat mengasyikkan dan tidak ada habisnya untuk terus dibahas. Setiap hari banyak fakta baru yang ditemukan dan menarik untuk dijadikan bahan perbincangan. Peninggalan-peninggalan bersejarah yang tersisa memuat rahasia yang luar biasa dan seringkali mengungkap fakta yang mencengangkan.

Setelah beberapa saat lalu Hiranka.com membahas tentang negara republik pertama di Indonesia yang ternyata terletak di Sumatera, kini kami akan membahas tentang sebuah ‘negara pesantren’ yang pernah ada di Pulau Jawa.

Kalian tentu tahu tentang negara Vatikan, bukan? Negara terkecil di dunia yang secara geografis terletak di dalam areal kota Roma ini adalah sebuah negara teokrasi (berbasis agama) yang dipimpin oleh pemimpin agama Kristen Katolik terbesar di dunia yang bergelar Paus. Siapa sangka, ternyata negara semacam ini juga pernah ada di Indonesia pada masa abad ke-15 hingga abad ke-17.

Negara itu bernama Giri Kedaton. Giri Kedaton pada awalnya merupakan sebuah pesantren yang didirikan oleh seorang ulama besar Nusantara yang juga termasuk dalam Walisongo, yaitu Sunan Giri.

Sunan Giri: Ulama dan Pemimpin

Sunan Giri pada masa kecilnya bernama Jaka Samudra, nama ini disematkan kepadanya sebab menurut beberapa riwayat, bayi Sunan Giri ditemukan oleh seorang juragan janda nan kaya raya dari daerah Gresik bernama Nyai Pinatih dalam sebuah pelayarannya di tengah laut.

Ketika beranjak dewasa, Jaka Samudra lalu dikirim untuk menjadi murid dari Sunan Ampel di Pesantren Ampel Denta yang terkenal di daerah Surabaya. Sunan Ampel-lah yang kemudian mengubah nama Jaka Samudra menjadi Raden Paku.

Dibawah didikan Sunan Ampel, Raden Paku diajari berbagai disiplin keilmuan Islam, yang nanti setelah selesai belajar diharapkan dapat disebarluaskan kembali ke masyarakat dengan cara mendirikan pesantren.

Seusai berguru di Ampel Denta, Raden Paku lalu berangkat ke Pasai untuk bertemu dengan ayah kandungnya yang bernama Maulana Ishaq, di Pasai, Raden Paku lalu diajari ilmu politik sebagai bekal untuk nanti menjadi pemimpin di masyarakat.

Raden Paku lalu kembali ke Gresik dan mulai mencari tempat yang cocok untuk mendirikan pesantrennya. Setelah lama beristikharah menentukan tempat, Raden Paku akhirnya memilih lokasi di antara Gunung Petukangan dan Gunung Sumber. Disebabkan lokasinya yang berada di gunung (giri), pesantren itu disebut sebagai Pesantren Giri. Pesantren ini tercatat didirikan pada sekitar tahun 1478. Sejak itulah Raden Paku juga mulai dikenal sebagai Sunan Giri. Para pemimpin Giri Kedaton setelah beliau pun tetap menggunakan istilah tersebut.

Kerajaan Giri Kedaton: Kuasa Politik dan Otoritas Agama

Dengan perkembangan Pesantren Giri yang semakin pesat, Giri lalu berkembang menjadi sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Sunan Giri sendiri, yang bergelar Prabu Satmita.

Pengaruh Giri Kedaton ini pada masa itu begitu kuat, penyebaran Islam di Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, Lombok, Sumatera bagian selatan bahkan Maluku merupakan hasil dari dakwah yang dilakukan oleh negara-pesantren ini.

Tak hanya pada bidang agama, di bidang politik pun pengaruh Giri Kedaton amat terasa. Hal-hal penting yang terjadi di panggung perpolitikan Jawa saat itu tidak dapat dilakukan kecuali atas izin Giri Kedaton. Beberapa pelantikan sultan dan raja Jawa, juga perjanjian-perjanjian yang dilakukan antar kerajaan di wilayah tersebut juga dilakukan dengan perantara Giri Kedaton.

Dengan pengaruh sekuat itu, beberapa sejarawan Eropa menyebut Giri sebaagai “Kerajaan Ulama” dan menggelari Sunan Giri sebagai “Paus Van Java”.

Masa Keruntuhan

Riwayat Giri Kedaton sendiri berakhir ketika Kesultanan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung ingin menjadikan negara-pesantren itu sebagai wilayah yang tunduk di bawah kekuasaannya. Panembahan Kamis Guwa yang saat itu menjadi penguasa Giri harus mengakui kekuatan pasukan Mataram yang dipimpin oleh Pangeran Pekik, yang masih merupakan keturunan dari Sunan Ampel, guru Sunan Giri.

Sejak penaklukan Giri yang terjadi pada tahun 1636 itu, Giri Kedaton akhirnya menjadi wilayah bawahan (vassal) dari Kesultanan Mataram. Gelar Sunan Giri yang diwariskan dari masa Raden Paku pun diganti menjadi Panembahan Ageng Giri.



Penulis_Muhammad Hayyi
Klaim DANA kaget klik disini