Gambar. bandoeng.co.id |
Piramida merupakan salah satu keajaiban dari masa lalu. Bangunan berbentuk limas dengan segala variasinya ini bahkan tidak habis-habisnya diteliti dari berbagai sisi dan menggunakan berbagai metode.
Bangunan piramida dapat ditemukan di berbagai belahan dunia seperti Afrika dan Amerika Latin. Namun di antara yang paling terkenal adalah komplek Piramida Agung Giza yang ada di Mesir. Piramida ini sempat disebut sebagai yang terbesar di dunia sebelum predikatnya direbut oleh Piramida Cholula yang ada di Meksiko.
Piramida Cholula sejak tahun 2022 resmi
dinobatkan sebagai bangunan piramida terbesar di dunia dengan luas empat kali
lebih besar dari kembarannya yang ada di Mesir.
Kerumitan teknik yang digunakan dalam pembangunan, serta desain yang menarik secara matematis membuat banyak orang terpukau dengan bangunan semacam piramida ini.
Namun siapa kira, Indonesia juga
pernah disangka memiliki bangunan piramida pada tahun 2012 lalu. Pada saat itu
juga banyak orang mengira bahwa gunung batu itu menyimpan harta karun yang
berlimpah ruah.
Hal ini ternyata hanya mitos belaka. Meskipun
dari jauh gunung ini memiliiki bentuk limas yang cukup simetris dan mirip
dengan piramida pada umumnya, Gunung Sadahurip yang berlokasi di Garut, Jawa
Barat itu hanyalah gunung atau bukit pada umumnya.
Bantahan Para Peneliti
Meskipun pada tahun 2012 sempat dikabarkan
adanya penelitian yang dilakukan untuk memastikan dugaan tersebut, namun hingga
sekarang belum jelas bagaimana akhir dan kesimpulan dari penelitian itu.
Beberapa ahli geologi kemudian menyimpulkan
bahwa dugaan bahwa Sadahurip adalah piramida kuno yang hilang adalah mitos.
Geolog Sujatmiko menyebutkan beberapa alasan yang kuat untuk membuktikan hal
tersebut.
Jika melihat pada susunan yang membentuknya,
ternyata Gunung Sadahurip tersusun dari bebatuan yang solid dan rapat dari
puncak hingga kakinya.
Selain itu, biasanya pada proyek-proyek
pembangunan piramida ditemukan bekas-bekas proyek seperti alat-alat, bebatuan
maupun artefak-artefak lainnya yang menunjukkan bekas kegiatan pembangunan.
Namun di sekitar kawasan gunung tidak ditemukan hal semacam itu sama sekali.
Memang sempat ditemukan adanya batu-batu besar yang disangka adalah bukti yang dapat menunjukkan bekas-bekas proyek pembangunan piramida. Lebih jauh lagi, bebatuan itu disebut didapat dan dibawa dari Gunung Rahong.
Tetapi berdasarkan penjelasan geologis batu ini hanyalah
bekas dari aliran lava yang mengalir ke gunung, hal ini mengingat Sadahurip
adalah salah satu gunung kuno dan sudah ada sejak masa purba.
Banyak orang juga pernah menyebut adanya sebuah lubang yang tampak seperti pintu masuk menuju ruang dalam piramida. Lubang ini dapat terlihat jelas bahkan melalui pengamatan udara atau tangkapan drone.
Namun hal ini dibantah sebab setelah dilakukan penelitian, lubang itu
hanyalah gua biasa dan tidak ditemukan adanya ruang-ruang buatan maupun batu
pahatan sebagaimana ruang dalam piramida pada umumnya.
Kondisi Sadahurip Kini
Meskipun sudah terbukti bukan ‘piramida’
sebagaimana disangkakan sebelumnya, tetapi Sadahurip masih memiliki daya tarik
tersendiri.
Banyak wisatawan yang berkunjung ke Garut dan
tidak mau melewatkan pemandangan gunung dengan bentuk yang unik ini. Mereka
juga mampir untuk sekadar mengambil gambar atau menikmati keindahan alam
sekitar.
Selain itu, di sekitar kawasan Sadahurip juga ada danau kecil yang disebut Telaga Bodas yang merupakan salah satu destinasi wisata favorit wisatawan. Disana para pengunjung dapat menikmati keindahan pemandangan yang disuguhkan kawasan ini sekaligus berendam untuk relaksasi.
Penulis_Muhammad Hayyi