Gambar. freepik.com |
Dr. Angga Wirahmadi,
Sp.A(K), anggota Satgas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan
bahwa jumlah perokok remaja di Indonesia masih cukup tinggi.
Menurut Global Youth
Tobacco Survey 2019, terjadi peningkatan dari 33,9 persen pada tahun 2014
menjadi 35,5 persen pada tahun 2019.
Merokok sendiri merupakan
kebiasaan buruk yang dapat memicu ketergantungan serta masalah kesehatan jangka
panjang pada organ tubuh lainnya secara kronis.
Oleh karena itu,
intervensi dari berbagai pihak dibutuhkan untuk mengatasi hal tersebut dan
mencegah semakin banyak remaja yang merokok di masa depan.
Selain itu, merokok juga
dapat menginduksi berbagai penyakit serius seperti gangguan pernapasan,
penyakit jantung, hingga stroke.
Tidak hanya berdampak
pada perokok aktif, tetapi juga pada individu yang terpapar asap rokok atau
menjadi perokok pasif.
Kebiasaan merokok sering
kali dimulai pada masa remaja, ketika mereka bereksperimen dalam mengenal dunia
dewasa.
Oleh karena itu, penting
bagi keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk memberikan pendidikan dan
pengawasan yang efektif guna mencegah kecanduan merokok pada remaja.
Selain itu, diperlukan alternatif kegiatan positif dan sehat bagi remaja agar mereka tidak mencari sensasi dari merokok.
Bagaimana langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah remaja agar tidak terjerumus dalam kecanduan merokok?
Menurut Dr. Angga,
terdapat serangkaian tahapan yang dilalui oleh seorang remaja sebelum menjadi
perokok aktif.
- Tahap pertama disebut preparation, di mana remaja melihat merokok sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan.
- Tahap kedua adalah initiation, di mana remaja cenderung meniru apa yang dilihat atau didengar dan mencoba merokok secara langsung.
- Tahap yang ketiga remaja memasuki tahap becoming a smoker, di mana mereka mulai merokok secara rutin pada waktu tertentu, minimal empat batang per hari. Proses ini membutuhkan waktu minimal dua tahun untuk menjadi perokok berat.
- Tahap terakhir adalah maintenance of smoking, di mana merokok telah menjadi bagian dari keseharian remaja dan memberikan efek relaksasi serta kesenangan.
Di tahap preparation atau
persiapan, penting bagi para remaja untuk dipahamkan tentang dampak merokok
secara lebih detail dan jelas, termasuk dampaknya pada kesehatan, sosial, dan
ekonomi.
Untuk mencegah kebiasaan
merokok pada remaja, maka perlu adanya kerja sama antara keluarga, sekolah, dan
masyarakat dalam memberikan edukasi yang tepat serta efektif.
Selain itu juga
diperlukan alternatif kegiatan positif yang menarik bagi remaja agar mereka
tidak mudah terpengaruh oleh iklan atau konten media sosial yang tidak sehat.
Langkah ini akan membantu
memperkuat kepribadian serta minat yang lebih sehat sehingga membuat mereka
menjadi individu mandiri dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan
penting.
Di tahap initation,
memberikan contoh positif kepada remaja tentang gaya hidup sehat termasuk
olahraga dan makanan yang baik sangatlah penting.
Langkah ini dapat
membantu mengalihkan perhatian remaja dari merokok dan memperkuat kebiasaan
hidup sehat yang lebih baik.
Tak hanya itu saja, ruang
dialog dan konseling juga harus disediakan bagi remaja yang sudah terjerumus
dalam kebiasaan merokok.
Selain dukungan dari
keluarga, teman-teman, serta masyarakat di sekitarnya juga diperlukan untuk
membantu mereka keluar dari kecanduan rokok.
Dengan cara-cara tersebut,
diharapkan para remaja akan terhindar dari kebiasaan buruk merokok dan tumbuh
menjadi generasi yang lebih berkualitas serta memiliki tubuh yang lebih sehat.
Penulis - Nabila Dwi
Ariati
Klaim DANA kaget klik disini