Gambar. freepik.com |
Namun, ada kelompok
tertentu yang lebih rentan terkena HIV karena faktor risiko tertentu. Dalam
artikel ini, kami akan membahas kelompok-kelompok yang memiliki faktor risiko
HIV tinggi.
1. Lelali yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL)
LSL merupakan kelompok
yang sangat rentan terkena HIV. Berdasarkan informasi yang diambil dari CDC
(Center for Disease Control and Prevention), sebanyak 86 persen dari kasus
diagnosis baru HIV pada laki-laki disebabkan oleh perilaku seksual antara
sesama jenis.
Hal ini terjadi karena
jenis hubungan seksual yang paling berisiko dalam penyebaran dan penularan
infeksi menular seksual adalah seks anal reseptif.
Dalam situasi ini,
pasangan yang melakukan seks anal reseptif memiliki risiko terinfeksi HIV
sebesar 13 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan yang melakukan seks
insertif. Oleh karena itu, para LSL harus selalu menggunakan kondom saat
berhubungan seks.
2. LSL dengan rentan usia 13-34 tahun
Anak remaja laki-laki
juga merupakan kelompok rentan terkena HIV. Kalangan LSL dalam rentan usia
13-34 tahun hampir didiagnosis dua pertiga dari semua kasus HIV baru.
Kurangnya pendidikan di
kalangan remaja laki-laki tentang hubungan seksual yang aman, termasuk
penggunaan kondom, adalah salah satu faktor risiko yang membuat kelompok ini
lebih rentan terkena HIV.
Selain itu, kecenderungan
remaja laki-laki untuk penasaran dengan hubungan seksual juga dapat memicu
perilaku seksual yang lebih berisiko.
Banyak dari para
penggunaan narkoba atau peminum minuman keras menyebabkan perilaku seksual
mereka tidak menggunakan pengaman.
Oleh karena itu, para
remaja laki-laki harus selalu mendapatkan informasi yang memadai tentang
seksualitas dan bahaya HIV.
3. Pengguna narkoba suntik
Pengguna narkoba suntik
juga termasuk kelompok yang sangat rentan terkena HIV. Menurut UNODC World Drug
Report tahun 2020, sekitar 11 juta orang menyuntikkan narkoba secara global.
Sekitar satu dari delapan
orang atau sekitar 1,4 juta orang hidup dengan HIV. Penggunaan obat-obatan
suntik berkontribusi sebesar 10% terhadap peningkatan kasus infeksi HIV secara
global.
Aktivitas tersebut dapat
meningkatkan risiko Anda terinfeksi HIV melalui kontak dengan darah dari orang
lain yang terinfeksi.
Selain itu, penggunaan
narkoba suntik ilegal juga dapat meningkatkan risiko Anda melakukan perilaku
berisiko lainnya, seperti berhubungan seks tanpa pengaman.
Oleh karena itu, para
pengguna narkoba suntik harus selalu menghindari penggunaan jarum suntik yang
sudah dipakai sebelumnya dan menggunakan jarum suntik yang steril.
4 Wanita transgender
Wanita transpuan atau
transgender juga merupakan kelompok yang
sangat rentan terkena HIV. Perilaku seksual menyimpang, seperti risiko kerja
sebagai pekerja seks, biasanya menimpa wanita transgender.
Di sisi lain, mereka juga
seringkali sulit mendapatkan akses ke layanan kesehatan yang memadai. Data
menunjukkan bahwa wanita transgender sekitar 13 kali lebih mungkin terkena HIV
positif dibandingkan dengan orang dewasa usia produktif lainnya.
Di sejumlah
wilayah-wilayah yang ada di dunia, kelompok besar dari kasus HIV baru terdapat
pada wanita transgender.
Oleh karena itu, para
wanita transgender harus selalu memperhatikan kesehatan seksual mereka dan
melakukan tes HIV secara berkala.
Dalam menghadapi bahaya
HIV, penting bagi setiap orang untuk mengetahui faktor risiko yang dapat
meningkatkan kemungkinan terinfeksi HIV.
Tes HIV secara
berkalajuga sangat penting untuk dilakukan, terutama bagi kelompok-kelompok
yang memiliki faktor risiko tinggi.
Selain itu, pencegahan
HIV juga dapat dilakukan dengan menggunakan kondom saat berhubungan seks,
menghindari penggunaan jarum suntik yang sudah dipakai sebelumnya, dan
menghindari perilaku seksual yang berisiko.
Penulis - Nabila Dwi
Ariati
Klaim DANA kaget klik disini