Gambar. hidayatullah.com |
Komunisme biasa disebut juga sebagai Marxisme,
sebab bersumber utama dari ajaran seorang filsuf bernama Karl Marx. Ajaran ini
lalu dikembangkan dan diracik lebih lanjut menjadi ‘Komunisme Internasional’
oleh Lenin, sehingga seringkali disebut sebagai ‘Marxisme-Leninime’.
Di Indonesia, ideologi ini tumbuh subur bahkan semenjak sebelum kemerdekaan. Partai Komunis Indonesia dibentuk pada masa kolonial Hindia-Belanda dan mau tidak mau diakui berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada masa Orde Lama, PKI bahkan mencapai puncak kejayaannya dan menjadi partai terbesar ketiga dengan massa yang loyal dan militan.
Soekarno bahkan sempat menjadikan Nasakom dengan ‘komunis’ salah satunya sebagai pilar bernegara. Prospek cerah itu berubah sekejap dalam satu malam pada tragedi G30S/PKI, yang berujung pada pembubaran PKI dan penetapan komunisme sebagai ideologi terlarang.
Uni Soviet pada era pasca Perang Dunia II hingga dekade 80-an merupakan salah satu negara adidaya yang bersaing ketat dengan Amerika Serikat pada episode-episode perang dingin.
Negara dengan
ideologi komunisme itu berusaha untuk menanamkan ideologinya ke berbagai
penjuru dunia. Meskipun pada akhirnya Uni Soviet runtuh, namun ternyata
komunisme masih menjadi pilihan beberapa negara di dunia akibat pengaruh yang
dulu ditanamnya.
Berikut ini adalah beberapa negara yang masih mempertahankan ideologi komunisme:
1. China
Setelah Uni Soviet, China
pada masanya dapat disebut sebagai negara komunis terbesar kedua di dunia.
Namun setelah keruntuhan negara bintang merah itu, kini China seakan menjadi
poros utama komunisme internasional.
Memiliki nama resmi Republik
Rakyat China, negeri tirai bambu ini dibentuk oleh Mau Zedong pada 1 Oktober
1949, setelah berakhirnya perang saudara antara Partai Komunis China dengan
Kuomintan (nasionalis). Partai Komunis China yang didirikan pada 1921 di
Shanghai itu masih berkuasa hingga saat ini.
Namun belakangan, para ahli dan pakar menilai bahwa China sudah menerapkan sistem ekonomi kapitalis namun masih tidak mau mengakuinya. Komunisme di China di anggap kini hanya ada di bidang politik dan beberapa aspek sosial.
2. Korea Utara
Negeri yang kini dipimpin
oleh Kim Jong-Un ini terbentuk setelah Perang Dunia II usai. Pembagian Korea
menjadi dua bagian yang berujung pada pecahnya Perang Korea pada 1950 seakan
semakin menegaskan perpisahan antara Utara yang komunis dan Selatan yang
kapitalis.
Negeri yang memiliki ideologi nasional Juche ini sampai sekarang sangat memegang teguh ajaran komunisme dalam berbagai aspek.
3. Kuba
Bernama resmi Republik Kuba,
negeri yang terletak di kawasan Karibia di Amerika Tengah ini menjadi negara
komunis setelah ditetapkannya Konstitusi 1992.
Pada masa perang dingin, Kuba pernah menjadi ‘titik sentral’ di tahun 1962 ketika Uni Soviet menempatkan beberapa misil atau rudal nuklirnya di negara kepulauan itu, yang notabene lokasinya sangat dekat dengan Amerika Serikat.
Peristiwa yang disebut Krisis Misil Kuba ini menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah dan hampir saja membawa dunia menuju perang nuklir yang mematikan.
4. Vietnam
Vietnam yang berlokasi di
kawasan Asia Tenggara dan merupakan anggota dari ASEAN ini adalah salah satu
negara yang berideologi komunis, meskipun secara ekonomi sudah menerapkan
sistem kapitalisme.
Vietnam berhasil mempertahankan komunisme-nya setelah memenangi Perang Vietnam melawan pihak Vietnam Selatan yang dibantu oleh Amerika Serikat pada dekade 70-an.
5. Laos
Laos adalah negara tetangga Vietnam yang tidak memiliki wilayah laut (landlocked). Sejak tahun 1975, Laos berubah dari negara berbentuk monarki menjadi republik. Hal itu terjadi setelah pihak Pathet Lao yang berhaluan komunis berhasil menggulingkan Raja Savang Vatthana dengan bantuan Uni Soviet dan Vietnam.
6. Eritrea
Eritrea adalah sebuah negara di Afrika Timur yang berbatasan dengan Sudan, Ethiopia dan Djibouti. Negara ini lepas dari Ethiopia pada tahun 1993 setelah perang selama 30 tahun.
Negara ini
bahkan dijuluki sebagai ‘Korea Utara di Afrika’ sebab menganut paham komunisme,
selain itu, tidak adanya demokrasi di negara ini juga banyaknya pelanggaran HAM
yang terjadi menyebabkan Eritrea mendapat julukan tersebut.
Penulis_Muhammad Hayyi
Klaim DANA kaget klik disini