Suporter Rusuh Lagi! Laga Persib VS Persis Diwarnai Lempar Bangku

Suporter Rusuh Lagi! Laga Persib VS Persis Diwarnai Lempar Bangku
Gambar. www.bola.com
HIRANKA.COM - Seakan tidak ada habis-habisnya, dunia persepakbolaan tanah air kembali dinodai oleh preseden buruk. Setelah terjadinya tragedi Kanjuruhan yang memakan ratusan korban jiwa dan sampai saat ini belum sepenuhnya tuntas diusut, juga batalnya penyelenggaraan Piala Dunia FIFA U-20 2023 di negeri ini, kini terjadi lagi insiden bentrokan fisik antar suporter klub Liga 1 di dalam stadion.

Tim asal Bandung, Persib dan Persis Solo bertemu pada laga minggu ke-32 Liga 1 musim ini di Stadion Pakansari, Bogor, pada Selasa lalu (4/4). Laga ini berakhir dengan kemenangan untuk tim Maung Bandung dengan skor 3-1. Namun sempat terjadi kericuhan yang menyebabkan laga terhenti sejenak akibat tindakan kisruh suporter kedua klub di tribun penonton.

Tampak di pertengahan babak kedua, kericuhan ini memuncak sehingga wasit harus menghentikan sementara laga ini saat pertandingan memasuki menit ke-77.

Di tribun penonton, suporter kedua klub terlihat saling melempar kursi, bahkan peristiwa itu sempat diwarnai oleh suara tembakan petasan yang mencekam. Beberapa fasilitas stadion akhirnya mengalami kerusakan.

Gesekan antar suporter ini terjadi di tribun kosong yang menjadi batas dan penyekat antara area suporter Persib Bandung dan Persis Solo.

Hingga kini belum dikonfirmasi apa sebenarnya yang memicu kericuhan tersebut. Aparat keamanan termasuk kepolisian pun harus merengsek ke are tribun untuk menertibkan situasi. Dibutuhkan sekira 13 menit sehingga wasit dapat meniup peluit untuk melanjutkan kembali pertandingan yang sempat terhenti.

Juru latih Persis Solo, Leonardo Medina mengungkapkan kekecewaannya atas preseden buruk ini. Ia menyebut bahwa hal-hal semacam ini sangat tidak bagus untuk iklim persepakbolaan Indonesia.

Lanjut pelatih asal Uruguay itu, kejadian ini mengotori nilai sportivitas yang dijunjung tinggi dalam olahraga, termasuk sepakbola. Pria 32 tahun itu juga menjelaskan bahwa hal inilah yang menghancurkan masa depan olahraga terpopuler di tanah air itu.

Medina merasa bingung dengan peristiwa ini. Karena seusai hal-hal kelam yang baru saja menimpa dunia sepakbola di Indonesia, harusnya hal-hal semacam ini tidak terulang kembali.

“Kericuhan seperti ini seharusnya tidak terjadi. Saya tidak paham. Tentu akan sangat menyedihkan jika ini kembali terulang,” ungkapnya.

Pelatih yang pernah menangani klub raksasa Malaysia, Johor Darul Takzim ini lalu menyeru agar seluruh pihak memperbaiki situasi yang ada, termasuk para suporter yang juga merupakan bagian secara tidak langsung dari pertandingan.

Di Jabar Panas, Di Jatim Sejuk

Sementara itu, salah satu contoh bagaimana seharusnya hubungan antar suporter ditunjukkan dengan sangat apik dalam pertandingan yang mempertemukan klub ibukota, Persija Jakarta dengan Persebaya Surabaya.

Pertandingan yang dijadwalkan pada Rabu (5/4) itu diselenggarakan di markas Persebaya, Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.

Sejak awal kedatangannya di Surabaya, kelompok suporter Persija yang dikenal sebagai The Jak atau Jakmania itu disambut dengan hangat oleh kelompok suporter tim tuan rumah, Bonek.

Husain Ghozali, salah seorang perwakilan dari Bonek menyebut bahwa hal ini untuk mulai menyatukan semua elemen suporter dan memberi contoh yang baik.

“Football for unity. Nantinya kita mau menyatukan semuanya dan berupaya menjadi suporter yang baik,” ucapnya.

Bahkan meskipun takluk oleh tim tamu dengan skor 0-1, bus yang ditumpangi oleh pemain Persija Jakarta dikawal oleh Bonek, hal ini untuk menepati komitmen yang telah disebutkan tadi.

Inisiatif semacam ini diharap dapat dicontoh oleh kelompok suporter lainnya di Indonesia agar semakin menjunjung nilai sportivitas dan rasa saling menghargai.



Penulis_Muhammad Hayyi