Republik Pertama di Tanah Nusantara: Sejarah Republik Lanfang

Republik Pertama di Tanah Nusantara: Sejarah Republik Lanfang
Gambar. tirto.id
HIRANKA.COM - Republik adalah salah satu bentuk negara yang ada di dunia. Negara dengan bentuk republik dikenal secara luas sejak masa Romawi Kuno, dimana negara dengan wilayah yang sangat luas itu dalam sebuah periode yang singkat pernah berbentuk republik. 

Negara dapat disebut sebagai republik ketika negara itu dipimpin oleh seorang pemimpin yang biasanya disebut presiden, dan pemimpin tersebut dipilih oleh rakyat.

Pada masa sekarang ini, bentuk negara republik adalah salah satu yang paling umum ditemui di seluruh dunia. Negara kita Indonesia juga sejak awal kemerdekaan merupakan negara republik. Sebelum kemerdekaan, di tanah Nusantara negara-negara pada umumnya menggunakan sistem kerajaan.

Akan tetapi, siapa sangka bahwa jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, ada sebuah negara berbentuk republik yang didirikan di tanah Kalimantan. Republik ini pada awalnya hanyalah sebuah kongsi dagang masyarakat Cina yang berdiaspora ke Kalimantan Barat. 

Pada perkembangan selanjutnya, kongsi dagang ini semakin besar dan dengan berbagai peraturan dan kewenangannya dapat disebut sebagai sebuah negara yang berdaulat, negeri itu adalah Republik Lanfang.

Berawal dari Diaspora Cina

Para pendatang Cina diperkirakan sudah menempati Kalimantan Barat sejak abad ke-17. Sebelumnya, masyarakat yang menempati tanah tersebut adalah suku Dayak, yang kemudian disusul oleh orang-orang Melayu dari Johor dan Sambas, serta orang-orang Jawa. 

Para pendatang Cina yang berasal dari tanah Cina Selatan itu lalu membentuk semacam persaudaraan dan kerjasama untuk menjaga kelancaran perniagaan mereka di tanah tersebut. Beberapa di antara mereka selain berdagang juga berprofesi sebagai petani.

Ketika tambang-tambang emas mulai ditemukan dan berkembang, para sultan di wilayah Kalimantan Barat juga mendatangkan banyak pendatang Cina sebagai tenaga kerja tambang. 

Ketika tambang emas menjadi banyak dan kabar akan melimpahnya emas sampai hingga ke daratan Cina, semakin banyak pendatang dari Cina selatan yang datang ke Kalimantan Barat. 

Banyaknya para pendatang dari tanah yang jauh ini seringkali menimbulkan gesekan dengan penduduk pribumi Suku Dayak. Di antara pendatang Cina sendiri pun terdapat fraksi-fraksi yang bersaing satu sama lain.

Terbentuknya Kongsi Lanfang

Ada dua versi berbeda tentang proses terbentuknya Kongsi Lanfang ini, namun pada intinya Kongsi Lanfang dibentuk oleh seorang cendikiawan Hakka bernama Luo Fangbo. Luo Fangbo bersama kongsinya lalu mengalahkan kongsi-kongsi dan perkumpulan pendatang lain di wilayah Mandor, Kalimantan Barat.

Setelah berhasil menyatukan banyak kongsi pendatang Cina, Kongsi ini kemudian bersekutu dengan Kesultanan Pontianak untuk mengatasi gesekan yang sudah lama terjadi dengan suku Dayak. 

Kongsi Lanfang disebut pernah menguasai daerah yang cukup luas seperti Mandor, Sepata, Landak sampai perbatasan daerah Sambas. Disamping Lanfang, pada waktu yang sama juga diketahui masih ada beberapa kongsi-kongsi Cina lain yang lebih kecil, namun tidak sekuat dan sestabil Kongsi Lanfang.

Sistem Pemerintahan Republik

Sistem Kepengurusan dalam Kongsi Lanfang sangat mirip dengan sistem Republik. Pemimpin mereka disebut sebagai taige yang berarti kakak lelaki sulung, sebutan ini lalu berganti menjadi Jiatai setelah kedatangan Belanda. Mereka dipilih oleh para anggota kongsi. 

Di bawah taige terdapat para laoda yang berarti tetua, mereka adalah kepala kampung. Para ketua kampung merupakan orang-orang pendatang Cina yang dipilih oleh warga kampung tersebut. Untuk administrasi kongsi yang terpusat, Luo Fangbo membangun sebuah bangunan zongting di Mandor.

Pada pemerintahan taige kelima, Song Chabo, karena Kongsi mengakui kekuasaan Belanda, maka ketua kampung yang terpilih sebelumnya harus mendapat persetujuan dari Belanda terlebih dahulu.

Keruntuhan Kongsi Lanfang

Kongsi Lanfang jatuh pada tahun 1884 pada masa pemerintahan Liu Asheng, taige ketiga belas. Hal ini disebabkan karena banyaknya pertempuran, serta makin kuatnya pengaruh kolonial Belanda yang tidak dapat ditandingi oleh Kongsi. Hal ini menyebabkan krisis ekonomi dan keuangan yang akhirnya menghancurkan kongsi.

Sepeninggal Liu Asheng, Belanda lalu membubarkan Kongsi Lanfang. Banyak dari anggora republik ini lalu berimigrasi ke pulau dan negeri seberang. Di antara mereka juga banyak yang menetap di sebuah pulau di selatan Semenanjung Malaya yang nantinya menjadi negara Singapura.



Penulis_Muhammad Hayyi
Klaim DANA kaget klik disini