Pemilu 2024: Wacana Koalisi Besar Makin Santer, Bakal Menang Mudah?

Pemilu 2024: Wacana Koalisi Besar Makin Santer, Bakal Menang Mudah?
Gambar. id.wikipedia.org
HIRANKA.COM - Semakin dekat menuju waktu penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, tampak dinamika koalisi partai-partai politik masih begitu cair dan berpeluang besar akan berubah. Sejauh ini, sudah ada 3 koalisi maupun wacana koalisi yang santer terdengar di jagat perpolitikan tanah air.

Yang pertama adalah Koalisi Indonesia Raya (KIR) atau sering juga disebut Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dimotori oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). 

Koalisi ini sudah tampak cukup mesra sejak tahun lalu dimana Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar hadir dan menandatangani semacam piagam koalisi dengan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto dalam sebuah acara partai berlambang kepala garuda tersebut/

Selanjutnya adalah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang di dalamnya tergabung Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), serta Partai Amanat Nasional (PAN).

Yang terakhir adalah Koalisi Perubahan. Koalisi yang diumumkan secara resmi pada 25 Maret lalu ini digawangi oleh Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat. 

Koalisi yang didominasi oleh partai oposisi pemerintah seperti PKS dan Demokrat ini sudah lebih dulu menetapkan Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta sebagai calon presiden yang akan berlaga pada Pemilu 2024 mendatang.

Adapun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sendiri selaku pemenang pada edisi pemilu sebelumnya, sampai saat ini belum tampak akan mendekati salah satu dari koalisi-koalisi tadi. 

Tentu ini adalah hal yang cukup wajar, mengingat posisi tawar PDIP sebagai partai politik terbesar di Indonesia dan perolehan suara yang memungkinkan partai berlambang kepala banteng itu untuk mengajukan calon presidennya sendiri tanpa koalisi.

Beberapa minggu belakangan, salah satu wacana yang menguat di antara partai-partai politik, terutama yang tergabung dalam KIR dan KIB adalah gagasan penggabungan koalisi. Sering disebut sebagai ‘Koalisi Besar’, gagasan ini semakin lama semakin santer terdengar.

Wacana ini mulai bergulir ketika kelima ketua umum partai yang tergabung dalam dua koalisi itu mengadakan pertemuan bersama dengan Presiden Joko Widodo di Kantor DPP PAN beberapa pekan lalu.

Saat ditanya tentang hal ini, Wakil Ketua Umum PPP Asrul Sani menyebut bahwa untuk benar-benar merealisasikan wacana itu, perlu adanya kesamaan pandangan antara KIB dan KIB. 

Selain itu, saat ditanya apakah koalisi besar ini adalah gagasan dari Presiden Jokowi, mengingat partai-partai yang tergabung dalam kedua koalisi itu adalah partai-partai koalisi pro pemerintahan, Asrul menyanggah.

“Menurut saya tidak, tidak begitu, yang ada hanya Pak Presiden mengetahui tentang wacana itu.” ucapnya.

Adapun Said Abdullah, Ketua DPP PDI-P menyatakan bahwa partainya menyambut baik gagasan koalisi besar yang dijajaki kedua koalisi itu.

“PDI-P memang dari awal akan kerja sama dan gotong royong dengan kekuatan yang lainnya, baik itu Golkar, PAN, PPP, PKB, atau Gerindra, semuanya,” sebutnya. “Kalau koalisi itu ya bebannya semakin ringan kalau bersama-sama. Setiap periode dan pemimpinnya pasti akan menghadapi tantangan yang berbeda,” lanjut Ketua Banggar itu.

Pendapat berbeda disampaikan oleh Jazilul Fawaid, pria yang merupakan Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu tampak optimis dengan terwujudnya wawacana Koalisi Besar.

“Rumit. Tiga koalisi ini saja rumit, kalau nantinya berkoalisi lagi atau menjadi Koalisi Besar itu apakah tidak lebih rumit lagi? Begitu pikiran kami. Apalagi setiap koalisi yang sudah ada saja belum mampu menentukan capres-cawapresnya.” ucapnya.



Penulis_Muhammad Hayyi