Gambar. www.cnnindonesia.com |
Peristiwa ini kemudian membuat khawatir masyarakat
setempat bahkan dunia internasional akan meningkatnya ketegangan yang dapat
memicu kekerasan dan konflik lebih lanjut.
Kekhawatiran ini bukannya tidak beralasan.
Pada tahun 2021 lalu, kerusuhan dan konflik yang pada mulanya terjadi di
kompleks masjid tersebut akhirnya menyebabkan terjadinya perang selama 10 hari
antara kedua pihak yang berseteru.
Insiden terbaru ini terjadi pada Rabu (5/4), sebelum fajar terbit. Disebut setidaknya ada 12 orang Palestina yang menjadi korban luka-luka. Mereka menderita luka akibat peluru karet dan pukulan saat bentrok dengan polisi.
Bulan Sabit Palestina juga menyatakan bahwa pasukan
Israel tidak mengizinkan tim medis untuk menuju wilayah tersebut dan memberikan
bantuan.
Alasan yang diungkapkan oleh otoritas keamanan
Israel untuk merangsek masuk ke dalam Masjid Al-Aqsa adalah karena ada beberapa
orang yang disebut penjahat bertopeng masuk ke dalam masjid dengan melakukan
barikade dengan membawa kembang api, batu dan tongkat.
Pihak yang disebut sebagai agitator oleh
kepolisian Israel itu juga diceritakan melempari polisi dengan batu dan kembang
api ketika polisi merangsek masuk ke dalam masjid.
Merespon kejadian ini, sekitar sembilan roket
diluncurkan dari Gaza ke wilayah Israel, namun dilansir oleh pihak Israel,
empat dari roket itu dapat disterilkan melalui sistem pertahanan udara dan
empat lainnya mendarat di wilayah terbuka yang tidak dihuni warga.
Israel lalu melakukan tembakan roket balasan
dan mereka mengklaim bahwa serangan udara tersebut berhasil mengenai kamp
pelatihan milik Hamas.
Dilansir dari Reuters, seorang wanita
tua yang mereka wawancarai bercerita bahwa ia tengah membaca Al-Qur’an sembari
duduk di kursi ketika polisi Israel melakukan penyerangan ke dalam masjid.
Polisi itu lalu melemparkan granat kejut dan membuatnya kesulitan untuk
bernapas.
Fahmi Abbas, seorang muslim Palestina yang
menjadi saksi mata kejadian itu juga menceritakan kelamnya insiden tersebut,
“Di halaman kompleks bagian timur, mereka (polisi Israel) melemparkan granat
kejut dan meluncurkan tembakan gas air mata, pemandangan itu mencekam sekali,”
sebutnya. “Mereka lalu masuk ke dalam masjid dan memukuli orang-orang,”
lanjutnya.
Lebih lanjut, Firas al-Jibrini, seorang
pengacara Palestina menyatakan bahwa aparat Israel telah menahan 500 orang
terkait kejadian ini.
Insiden mencekam ini segera mengundang
berbagai respon dari dunia internasional. Berbagai kelompok Palestina yang
memperjuangkan kedaulatan negara tersebut mengutuk serangan Israel ke Masjid
Al-Aqsa dan menyebutnya sebagai tindak kejahatan.
Pemerintah Mesir juga merilis pernyataan
melalui Kementerian Luar Negeri mereka yang mengecam kejadian ini. “Israel,
otoritas agresor, mereka bertanggung jawab atas meningkatnya tensi yang
berbahaya ini yang berpotensi merusak usaha gencatan senjata yang telah
diusahakan oleh Mesir beserta mitra-mitranya,” tulis pernyataan tersebut.
Pada hari Kamis (6/4), terpantau puluhan
pemukim Israel masuk ke dalam kompleks Al-Aqsa dengan dikawal oleh aparat
kepolisian. The National menyebut bahwa para pemukim Israel itu memasuki
area Al-Aqsa pada Kamis pagi secara paksa.
Beberapa jam sebelumnya, aparat keamanan
Israel mengeluarkan aturan yang melarang muslim yang berumur di bawah 40 tahun
untuk melaksanakan salat subuh di Al-Aqsa.
Para pemuda yang dilarang melaksanakan salat
di dalam masjid akhirnya terpaksa menunaikannya di jalanan luar masjid.
Penulis_Muhammad Hayyi