Mengupas Tuntas Flexing: Apa Definisinya dan Bagaimana Imbasnya Terhadap Kesehatan Mental

Mengupas Tuntas Flexing: Apa Definisinya dan Bagaimana Imbasnya Terhadap Kesehatan Mental
Gambar. frrepik.com

HIRANKA.COM - Sikap Flexing atau sikap pamer adalah perilaku yang sering dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.

Ada berbagai alasan mengapa seseorang merasa senang memamerkan apa yang dimilikinya. Namun, salah satu faktornya adalah kurangnya rasa percaya diri sehingga membutuhkan validasi dari orang lain.

Jika ingin memahami lebih lanjut tentang masalah perilaku ini, penting untuk memahami apa itu flexing dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan mental.

Definisi Flexing

Menurut laporan dari Verywell Mind, flexing atau pamer adalah perilaku manusia yang lumrah.

Sementara menurut Psychology Today, memamerkan diri secara moderat dapat meningkatkan keyakinan diri dan membantu seseorang mempersiapkan diri untuk masa depan yang sukses serta menghindari kondisi depresif.

Namun, ketika pamer dilakukan karena rasa kurang percaya diri, rasa cemburu atau kesepian dan gangguan psikologis lainnya maka hal tersebut bisa dikategorikan sebagai perilaku negatif.

Dalam situasi seperti ini, tindakan pamer justru dapat mendorong perilaku ekstrem pada individu tersebut.

Faktor yang menyebabkan Flexing

Minimnya rasa percaya diri merupakan penyebab flexing yang paling umum, meskipun ada banyak alasan lain yang bisa memicu seseorang untuk memamerkan sesuatu.

Menurut Verywell Mind, individu yang tidak percaya diri seringkali meremehkan diri sendiri dan mengalami gejala depresi.

Selain itu, perilaku agresif, anti-sosial, mencari perhatian secara berlebihan, dan perilaku negatif lainnya juga dapat ditunjukkan oleh seseorang yang kurang percaya diri.

Orang yang merasa kesepian atau mengalami kecemasan sosial seringkali menggunakan media sosial untuk mencari validasi, yang dapat mengarah pada perilaku yang memancing perhatian ketika berinteraksi dengan orang lain di media sosial.

Sikap pamer yang cenderung berlebihan juga bisa menjadi tanda-tanda dari gangguan kesehatan pada mental ataupun gangguan kepribadian tertentu, seperti gangguan kepribadian berikut ini.

  • Gangguan kepribadian histrionik ditandai oleh ketidakstabilan emosi dan keinginan untuk mendapatkan perhatian.
  • Gangguan kepribadian borderline menyebabkan kesulitan dalam mengontrol perilaku dan suasana hati, serta keinginan untuk mendapatkan perhatian dan validasi dari orang lain.
  • Gangguan bipolar menyebabkan perubahan suasana hati yang tiba-tiba. Gangguan kepribadian narsistik membuat penderitanya merasa lebih superior atau penting daripada orang lain.
  • Gangguan hiperaktivitas dan gangguan perhatian (ADHD) menyebabkan kesulitan dalam memusatkan perhatian.
  • Gangguan perilaku yang melawan atau bertentangan (oppositional defiant disorder) membuat penderita mudah marah dan tersinggung.
  • Gangguan peledakan intermiten menyebabkan kesulitan dalam mengontrol kemarahan, yang dapat mengarah pada perilaku kasar.

Semua gangguan kesehatan mental ini perlu diwaspadai karena dapat memburuk dan berdampak pada perilaku seseorang jika tidak diobati secara medis.

Imbas dari Flexing terhadap kesehatan mental

Merasa bangga terhadap pencapaian pribadi adalah hal yang wajar dan seharusnya diapresiasi.

Namun, pamer secara berlebihan dengan anggapan bahwa diri sendiri lebih unggul dari orang lain dapat merusak kesehatan mental.

Menurut WebMD, flexing dapat memiliki dua dampak negatif pada kesehatan mental.

Imbas negatif yang pertama adalah Flexing dapat menurunkan rasa percaya diri karena perilaku tersebut dianggap berlebihan dan merusak hubungan sosial.

Sedangkan imbas negatif Flexing yang kedua adalah membuat individu merasa terlalu percaya diri dan tidak berusaha mencapai tujuan.

Oleh karena itu, penting untuk memiliki rasa percaya diri yang realistis dan menghindari pamer.

Jika kondisi ini sudah mempengaruhi kesehatan mental, maka individu harus mencari bantuan medis untuk mendapatkan perawatan yang tepat.



Penulis - Nabila Dwi Ariati