Gambar. nasional.kompas.com |
Disaat partai-partai lain sudah sibuk
berkoalisi sana-sini dan menjajal kemungkinan kerjasama satu sama lain, bahkan
beberapa di antaranya sudah resmi meminang dan mengumumkan calon presiden yang
akan mereka ajukan, PDIP yang notabene adalah partai pemenang Pemilu edisi lalu
itu memang terkesan agak ‘terlambat’.
Pada saat itu, beberapa peneliti dan pengamat
politik menyatakan bahwa sebab keterlambatan PDIP dalam urusan copras-capres
ini adalah adanya beban pikiran lain dalam diri Ketua Umum Partai, Megawati
Soekarnoputri, terutama pada masalah estafet kepemimpinan partai setelah
dirinya. Ini juga terjadi akibat mesin partai yang masih belum bekerja secara
optimal.
Hal ini diungkapkan oleh Siti Zuhro, salah
satu peneliti politik BRIN, selain itu, alasan lain menurut mereka adalah karena
tidak ingin terburu-buru ikut serta menabuh gendang pilpres yang dianggap masih
lama, hal ini senada dengan pernyataan beberapa elit partai berlambang banteng
itu.
Namun pada tanggal 21 April lalu, misteri
capres PDIP tuntas sudah, setelah Megawati mengumumkan penetapan Ganjar sebagai
calon presiden dari PDIP, pada acara yang dilaksanakan di Istana Batutulis,
Bogor.
Tanggal 21 April yang juga diperingati secara
nasional sebagai Hari Kartini sengaja dipilih untuk pengumuman itu. Mega
menyebut bahwa hari itu merupakan peringatan atas perjuangan kaum wanita
Indonesia yang setara, non-diskriminatif dan juga terjamin oleh konstitusi.
“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim,
saya menetapkan saudara Ganjar Pranowo yang sekarang merupakan Gubernur
Provinsi Jawa Tengah selaku kader dan petugas partai, kini ditingkatkan
tugasnya menjadi calon presiden Republik Indonesia dari PDIP,” begitu ucap
Megawati saat menetapkan Ganjar sebagai capres.
Ganjar memang sudah disebut-sebut merupakan
nama paling kuat untuk diajukan sebagai capres oleh PDIP. Nama lain yang juga
diisukan berpotensi menjadi capres dari PDIP adalah Puan Maharani. Putri dari
Megawati yang kini menjabat sebagai Ketua DPR-RI itu santer diisukan akan
menjadi capres, terutama setelah banyak balihonya terpampang di berbagai sudut
kota-kota Indonesia.
Namun, melihat pada hasil survei capres yang
dilakukan oleh berbagai lembaga survei, Ganjar Pranowo memang memiliki
elektabilitas tertinggi di antara nama-nama populer lain seperti Anies Baswedan
dan Prabowo Subianto. Sebelum ditetapkan secara resmi sebagai capres, Ganjar
memang pernah menyatakan kesiapannya menjadi capres, meskipun berakhir pada
peringatan dan teguran dari partainya sendiri.
Setelah resmi ditetapkan sebagai capres dari
PDIP, beberapa survei menunjukkan bahwa elektabilitas Ganjar sebagai capres
segera meningkat secara signifikan. Salah satunya adalah survei yang diadakan
oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Lembaga survei itu merilis
update survei pada 29 April lalu, yang menyebut bahwa Ganjar kini memiliki
elektabilitas sekitar 20,8% dan unggul dari Prabowo Subianto (15%) dan Anies
Baswedan (11%).
Jika benar, hal ini tentu merupakan angin segar bagi Ganjar, sebab beberapa waktu lalu angka elektabilitasnya sempat turun dan diambil alih oleh Prabowo dan Anies, terutama setelah kejadian batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia, yang disebut akibat penolakan dari Ganjar dan Wayan Koster, Gubernur Bali.
Penulis_Muhammad Hayyi
Klaim DANA kaget klik disini