Penyebab Kepala Pusing Saat Berpuasa Beserta Cara Mengatasinya

Penyebab Kepala Pusing Saat Berpuasa Beserta Cara Mengatasinya
Gambar. www.freepik.com
HIRANKA.COM Mengalami pusing di bagian kepala saat menjalani puasa merupakan salah satu dari masalah kesehatan yang sering kali di rasakan saat menjalani ibadah puasa. Rasa tak nyaman yang menyerang di bagian kepala kerap kali semakin terasa di siang atau sore hari.

Pada artikel ini akan membahas secara ringkas untuk mengenali beragam penyebab kepala pusing saat berpuasa serta cara-cara untuk mengatasinya. Berikut informasinya

Penyebab Kepala Pusing Saat Berpuasa

Ada beberapa penyebab-penyebab mengapa kepala menjadi pusing saat berpuasa yang sering kali terjadi, antara lain :

Penarikan Kafein

Melansir dari Health24, untuk orang yang terbiasa mengonsumsi minuman yang memiliki kandungan kafein seperti teh, kopi, coklat, dan lain-lain. Orang-orang yang terbiasa mengonsumsi minuman tersebut beresiko terkena gejala penarikan kafein.

Gejala penarikan kafein tersebut seperti mengalami pusing saat menjalani puasa. Kondisi tersebut biasanya terjadi pada awal-awal puasa saat tubuh masih membutuhkan penyesuaian diri.

Tubuh Kekurangan Cairan

Sebagian besar dari tubuh manusia terdiri dari air. Saat kadar cairan pada tubuh manusia mengalami penurunan saat berpuasa, maka otak akan menghasilkan histamin yang akan melindungi organ vital tersebut akan tak kehabisan cairan.

Efek dari pengeluaran histamin tersebut dapat menimbulkan gejala-gejala seperti pusing hingga lemas. Kondisi-kondisi tersebut sangat rawan terjadi saat manusia terlalu banyak melakukan aktivitas atau cuaca sedang terik.

Perubahan Pada Pola Tidur

Melansir dari Homage, perubahan pada pola tidur dengan bangun yang lebih awal untuk sahur atau ibadah lain seperti tadarus ataupun sholat malam pada bulan ramadhan terkadang dapat mengurangi waktu untuk tidur. Karena kurang tidur itulah yang dapat menyebabkan seseorang mengalami pusing pada siang hari saat berpuasa.

Gula darah yang Rendah

Pada normalnya gula darah akan naik dan akan turun setiap hari sesuai dengan pola makan yang di jalankan. Tetapi, jika kadar gula darah sedang rendah atau dibawah 70 mg/dl, seseorang akan mengalami pusing, mual, badan gemetar, dan lemas.

Kondisi tersebut biasa di alami oleh pengidap penyakit diabetes atau orang yang mengonsumsi asupan yang manis atau karbohidrat seperti mengonsumsi nasi putih saat waktu sahur maupun waktu berbuka.

Cara Menghilangkan Pusing Saat Berpuasa

Karena banyaknya faktor yang menyebabkan pusing saat berpuasa, sebenarnya cara untuk mengatasinya pun harus memerlukan penyesuaian akar dari penyebabnya. Tetapi, ada beberapa cara-cara yang dapat di lakukan untuk menghilangkan pusing saat puasa, diantaranya:

  1. Mengoleskan minyak atsari atau minyak-minyak aromaterapi lain pada bagian pelipis kepala untuk meredakan pusing. Aroma yang khas dari minyak tersebut dapat merilekskan serta meredakan ketegangan.
  2. Memijat dengan ringan di bagian-bagian kepala yang mengalami pusing atau tegang seperti di bagian dahi, pelipis, maupun bagian-bagian lain. Pijatan-pijatan yang ringan tersebut dapat  melancarkan peredaran darah serta mengurangi rasa pusing.
  3. Menggunakan kompres yang dingin pada bagian kepala, area di sekitar mata, serta bagian leher yang terasa tak nyaman. Kompres dingin tersebut dapat di jadikan sebagai metode alternatif untuk menghilangkan rasa sakit serta dapat membantu meredakan pusing sementara waktu.

Setelah menyimak beragam dari penyebab terjadinya pusing saat berpuasa di atas, serta cara-cara untuk membantu meredakan pusing saat puasa di bulan ramadhan. Jika rasa pusing yang di rasakan sudah tak tertahankan karena kadar gula darah rendah, memiliki penyakit tertentu, hamil, ataupun lansia maka sebaiknya tak memaksakan diri untuk melanjutkan puasa.

Pencegahan masalah kesehatan yang satu ini bisa dengan cara menjaga pola makan yang sehat pada waktu berbuka maupun sahur, minum air putih yang cukup dari berbuka hingga imsak, mengupayakan tidur yang cukup, serta rajin berkonsultasi dengan dokter jika memiliki penyakit tertentu.



Penulis - Nabila Dwi Ariati