Pilpres 2024: Anies Resmi Diusung PKS, Demokrat Masih Labil

Pilpres 2024: Anies Resmi Diusung PKS, Demokrat Masih Labil
Gambar: pks.id
HIRANKA.COM - Dinamika politik yang terjadi mendekati tahun pemilu 2024 semakin berkembang. Berbagai perubahan serta aksi-reaksi terjadi di antara partai-partai politik yang akan berkontestasi di dalamnya.

Begitu pula dinamika yang terjadi dalam menyongsong pemilihan presiden yang juga akan dilaksanakan tahun depan. Beberapa nama bahkan sudah resmi diusung sebagai capres oleh partai-partai politik. 

Anies Baswedan misalnya, mantan gubernur DKI Jakarta itu sudah sejak beberapa bulan lalu resmi diusung oleh Partai Nasional Demokrat (Nasdem) sebagai bakal calon presiden.

Pilpres 2024: Anies Resmi Diusung PKS, Demokrat Masih Labil

Koalisi Perubahan yang santer didengungkan oleh Nasdem belakangan ini memang sudah cukup dekat di antara Nasdem, Partai Demokrat, maupun Partai Keadilan Sejahtera (PKS), namun hingga kini belum ada deklarasi resmi dukungan ketiga partai itu sebagai koalisi terhadap Anies. 

Meskipun Wakil Ketua Umum Nasdem, Ahmad Ali menyampaikan bahwa Nasdem percaya Demokrat sudah mendukung Anies secara defacto.

Adapun PKS, sudah secara resmi memberikan dukungan kepada Anies Baswedan pada tanggal 23 Februari lalu, setelah hal ini disetujui dalam Musyawarah Majelis Syuro (MMS) partai berlambang padi dan bulan sabit itu.

Akan tetapi, yang tampak masih menjadi batu ganjalan untuk bakal Koalisi Perubahan ini menyatakan dukungannya secara resmi adalah sebab pasal bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Anies.

Setiap partai dalam bakal koalisi tersebut disebut memiliki nama-nama sendiri yang dianggap cocok untuk menjadi pendamping Anies Baswedan. Nasdem sendiri disebut mengunggulkan nama Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur untuk menjadi cawapres Anies. 

Adapun internal dan akar rumput PKS nampak menjagokan Ahmad Heryawan, mantan Gubernur Jawa Barat untuk posisi tersebut.

Namun dilansir dari detiknews, PKS dan Nasdem tampak tidak mempermasalahkan jika akhirnya cawapres Anies tidak berasal dari kader kedua partai itu.

Hal ini disampaikan oleh Ahmad Ali, Wakil Ketua Umum Nasdem. Ia bahkan menyebut bahwa jikalau ternyata cawapres Anies berasal dari luar partai, akan lebih baik. Sebab menurutnya koalisi perubahan mendukung semangat kesetaraan yang artinya siapa saja bisa diajukan dan mendapat porsi dukungan yang sama.

Sekjen PKS, Habib Abu Bakar Alhabsyi juga menyampaikan bahwa bukan masalah jika pendamping Anies ternyata bukanlah kader partai politik. Hal ini menunjukkan bahwa PKS dan Nasdem sepaham tentang hal ini.

Namun di sisi lain, Partai Demokrat tampak lebih alot dalam negosiasi dalam koalisi. Partai berlambang mercy ini memang sudah menjagokan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai bakal capres dari partainya.

Banyak pengamat politik menyebut bahwa kemungkinan besar Demokrat akan berusaha agar AHY lah yang dipilih oleh Anies sebagai cawapresnya. Jika nantinya Anies ternyata memilih nama lain, diprediksikan hal ini akan mempengaruhi dinamika politik yang sudah ada.

Ray Rangkuti, pengamat politik yang juga merupakan Direktur Lingkar Madani (Lima) menyebut bahwa AHY adalah cawapres yang ideal untuk Anies Baswedan.

Sebab jikalau ternyata Anies memilih nama lain, maka kemungkinan besar Demokrat akan keluar dari bakal koalisi, dan Koalisi Perubahan yang sudah digadang-gadang pun otomatis akan bubar sebab belum memenuhi presidential treshold.

Pemilihan AHY sebagai cawapres Anies disebut juga sebagai win-win solution. Surya Paloh, Ketua Umum partai Nasdem bahkan menyebut bahwa AHY merupakan sosok yang pantas sebagai pendamping Anies untuk berkontestasi dalam Pilpres 2024.

“Kalau ditanya pantas, sekali lagi saya katakan, lebih dari pantas,” begitu ujar Surya seusai pertemuan dengan AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat.

Namun Surya tetap menegaskan bahwa nama cawapres merupakan hak prerogatif Anies dan dialah yang akan memutuskan. Hal ini patut untuk ditunggu sebab akan sangat mempengaruhi cairnya koalisi-koalisi antar partai politik.


Penulis - Muhammad Hayyi