Kilas Balik Longsor di Bogor, Ribuan Warga Yang Tinggal di Zona Merah dan Hitam Direlokasi Demi Keamanan

Kilas Balik Longsor di Bogor, Ribuan Warga Yang Tinggal di Zona Merah dan Hitam Direlokasi Demi Keamanan
Gambar. megapolitan.kompas.com
HIRANKA.COM - Peristiwa tanah longsor yang memakan korban jiwa di kampung Sirnasari, kecamatan Empang, kota Bogor Selatan pada hari Selasa 14 Maret 2023 lalu menjadi titik balik untuk pencegahan korban bencana alam tanah longsor di Bogor.

Diketahui sebanyak tujuh belas orang tertimbun longsor setelah hujan deras yang melanda kampung Sirnasari. Sebelas orang korban di antaranya selamat dan enak korban lainnya dinyatakan tewas.

Lokasi terjadinya longsor tersebut di ketahui merupakan kawasan bahaya bencana atau biasa disebut zona hitam, karena zona tersebut berada di lintasan sungai Cisadane dan berada di bawah tebing yang tidak mempunyai dinding penahan tanah.

Setelah terjadinya bencana tersebut, badan penanggulangan bencana daerah kota Bogor pun sudah memetakan para warga yang tengah tinggal di zona merah dan zona hitam terjadinya bencana.

Dari data yang ada sebanyak 3.611 keluarga tinggal di zona merah dan zona hitam bencana. Dengan rincian terdapat 1.001 keluarga berada di zona hitam dan 2.610 keluarga berada di zona merah.

Seperti yang di rencanakan, warga yang sudah terdata akan di relokasi kan ke tempat yang lebih aman. Theofilo Patronicio Freitas kepada BPBD kota Bogor pada Rabu 22 Maret 2023 mengatakan bahwa untuk memetakan wilayah dan jumlah dari warga yang berada di zona bahaya dan berisiko bencana longsor juga bnjir di kota Bogor.

Adapun rincian dari wilayah zona hitam dan zona merah di kota Bogor, adalah sebagai berikut. Di kecamatan Bogor Selatan, zona tersebar di wilayah kelurahan Empang, Muarasari, Cipaku, Bondongan, Lawanggintung, Pakuan, Rangga mekar, Batutulis, Genteng, dan Pamoyanan.

Terdapat 106 keluarganya yang berada di zona hitam. Sementara itu, kelurahan Pamoyanan menjadi salah satu wilayah dengan jumlah terbanyak, yaitu ada 43 keluarga. Kemudian dilanjutkan oleh Batutulis dengan jumlah 20 keluarga.

Dan di wilayah kecamatan Bogor tengah terdapat 249 keluarga yang tersebar di 4 wilayah, yakni di kelurahan Ciwaringin, Panaragan, Prabotan, dan Kebon Kalapa. Kebon Kalapa merupakan wilayah dengan jumlah terbanyak, yaitu 131 keluarga , kemudian di susul oleh kelurahan Ciwaringin dengan 58 keluarga.

Di kecamatan Bogor Utara terdapat 483 keluarga yang tersebar di kelurahan Cimahpar, Ciparigi, Ciluar, Tegal gundil, Kedung halang, Bantar jati, dan Cibuluh. Kelurahan Cibuluh merupakan wilayah dengan jumlah keluarga 223. 

Kemudian, di susul oleh kelurahan Ciluar 108 keluarga, Bantar jati dengan jumlah 80 keluarga, dan kelurahan Ciparigi dengan jumlah 43 keluarga.

Sementara itu, di kecamatan Bogor barat terdapat 81 keluarga yang tersebar di kelurahan Semplak, Curug mekar, Pasir Mulya, Sindang barang, Bubulak, Curug, Gunung batu, Pasir jaya, Balumbang jaya, dan Pasir kuda.

Dan di kecamatan Bogor timur terdapat 27 keluarga yang tersebar di kelurahan Sukasari dan kelurahan Sindangsari. Yang terakhir, ada di Tanah Sareal terdapat 55 keluarga yang tersebar di kelurahan Kedung Waringin, Kedung badak, Kencana, Cibadak, Tanah Sareal, Sukaresmi, Kayumanis, dan Kebon pedes.

Adapun para warga yang tinggal pada zona merah di kota Bogor, tersebar di kecamatan Bogor Selatan terdapat sebanyak 626 keluarga, Bogor tengah sebanyak 979 keluarga, Bogor barat sebanyak 343 keluarga, Bogor utara sebanyak 151 keluarga, Bogor timur sebanyak 74 keluarga, dan Tanah Sareal 437 keluarga.



Penulis - Nabila Dwi Ariati