Gambar. www.freepik.com |
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso
menuturkan bahwa pada hari Sabtu 11 Maret 2023 pukul 12.12 telah terjadi awan
panas yang berguguran di Gunung Merapi, diduga guguran awan panas ini berasal
dari kubah lava dari arah barat daya. Dari Sabtu kemarin telah tercatat bahwa
guguran awan panas terjadi sebterslanyak 21 kali.
Erupsi gunung Merapi yang mengakibatkan
hujan abu vulkanik mengancam 75 hektar ladang pertanian masyarakat. Sebab hujan
abu vulkanik yang berasal dari Gunung Merapi mengarah ke ladang masyarakat desa
Krinjing, kecamatan Dukun, kabupaten Magelang. Hal tersebut membuat para petani
menjadi was-was karena hasil pertaniannya terancam gagal panen.
Desa yang terancam gagal panen ini
terletak di radius bahaya utama atau sering disebut sebagai Kawasan Rawan
Bencana. Kurang lebih terdapat 75 hektar ladang pertanian imilik warga desa
Krinjing yang terancam gagal panen akibat hujan abu vulkanik yang menempel pada
sayuran.
Desa-desa yang berada di lereng barat
Gunung Merapi dengan jarak kira-kira 4,5 dari puncak terlihat seluruhnya
tertutupi oleh abu vulkanik, mulai dari jalan, bangunan, dan lainnya terlihat
nampak pucat akibat terselimuti abu vulkanik.
Ismail, selalu kepala desa Krinjing
Menuturkan bahwa abu vulkanik yang tebal menutupi seluruh wilayahnya sekitar
setengah hingga satu sentimeter. Abu-abu vulkanik yang disebabkan erupsi dari
gunung Merapi menyebabkan pertanian warga yang terganggu.
Lahan-lahan yang telah ditanami sejumlah
sayuran seperti kol, pakcoy, cabai, buncis, dan sawi berpotensi turunnya harga
sayuran. Terutama sayuran dedaunan seperti sawi dan kembang kol. Ismail
mengatakan bahwa sayuran yang telah terselimuti abu vulkanik bisa bersih dengan
air hujan.
Tak hanya di sektor pertanian saja, hujan
abu vulkanik yang terjadi juga mempengaruhi warga yang ada di sektor
peternakan. Para peternak kambing maupun sapi di kawasan tersebut, mereka
mengaku kesusahan untuk mencari rumput untuk hewan ternaknya.
Sebab itu para warga yang memiliki hewan
ternak terpaksa harus membeli pakan ke desa sebelah yang tidak terkena abu
vulkanik, desa tersebut terletak di bawah desa Krinjing. Mereka mengaku bahwa
harganya memang lebih mahal dibandingkan dengan mencari rumput sendiri, namun
apa boleh buat, karena untuk saat ini tidak ada rumput segar di daerah mereka.
Bukan hanya itu saja, hujan abu vulkanik
itu pun berdampak pada sektor pariwisata. Sejumlah objek wisata yang ada di
dekat lereng gunung Merapi pun terkena imbasnya, seperti di kabupaten Sleman.
Beberapa objek wisata disana terpaksa harus tutup sementara karena peristiwa
ini.
Dari penuturan Bambang Kuntoro Kabid
Kedaruratan dan logistik BPBD Sleman, Sebab dari penutupan sektor pariwisata
ini adalah untuk mengantisipasi agar tidak ada erupsi susulan yang kemungkinan
akan terjadi.
Dan Bambang juga mengatakan bahwa sebagain
warga sudah mengungsi ketempat yang aman. Warga yang sudah mengungsi merupakan
warga dari desa Turbo, Purwobinangun, kecamatan Pakem.
Sementara itu, berdasarkan pengamatan
Gunung Merapi masih terlihat jelas dan status Gunung Merapi masih di level
siaga. Dari pengamatan asap kawah pusat berwarna putih dengan ketinggian
kekuatan kurang lebih 30-50 meter dari puncak.
Para warga di himbau untuk tidak melakukan
aktivitas di daerah yang berpotensi bahaya. Dan untuk antisipasi warga agar
tidak mengalami gangguan kesehatan karena abu hujan vulkanik dari gunung
Merapi.
Penulis - Nabila Dwi Ariati