Calon Wisudawati UI Bunuh Diri Secara Tragis, Diduga Sempat Tinggalkan Pesan

Calon Wisudawati UI Bunuh Diri Secara Tragis, Diduga Sempat Tinggalkan Pesan
Gambar. porostimur.com
HIRANKA.COM - Mahasiswi Universitas Indonesia atau UI dengan inisial MPD bunuh diri secara tragis, diduga pada hari Rabu tanggal 8 Maret 2023 malam ia bunuh diri dengan cara melompat dari apartemen lantai 18  yang berada di Cipete Jakarta Selatan. 

Dari beberapa informasi korban bunuh diri merupakan mahasiswi prodi ilmu komunikasi angkatan tahun 2019.

Kompol Tribuana Roseno sebagai Kapolsek Kebayoran Baru telah menginformasikan bahwa kejadian itu benar terjadi. 

Ia menuturkan bahwa kejadian yang dialami mahasiswi tersebut dilakukan pada jam 23.45 WIB. Informasi tersebut dikutip dari Kompol Suseno yang dikonfirmasi oleh wartawan pada 11 Maret 2023

Menurut Kompol Seno, peristiwa tragis bunuh diri seorang mahasiswi tersebut awalnya diketahui oleh penjaga apartemen. Penjaga apartemen tersebut mendengar bahwa ada suatu benda yang jatuh. 

Namun saat di cek ternyata penjaga apartemen tersebut melihat korban bunuh diri itu sudah tergeletak di tanah.

Dari beberapa informasi yang didapatkan, korban diduga akan melangsungkan wisuda pada beberapa hari sebelum peristiwa nahas bunuh diri tersebut terjadi. 

Kompol Seno juga belum bisa memastikan apa penyebab yang menjadi dasar terjadinya bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswi tersebut.

Karena kondisi rumah korban yang masih belum kondusif dan keluarga korban masih dalam masa duka, maka dari itu aparat kepolisian belum bisa meminta keterangan pada keluarga korban.

Namun, Kompol Suseno juga mengatakan bahwa korban sempat mengunggah story' di akun Instagram miliknya. Dari penuturan Kompol Suseno korban menulis kata pamitan dan permintaan maaf untuk keluarga dan teman-teman korban sebelum ia terjun dari apartemen lantai 18 untuk mengakhiri hidupnya.

Di lain sisi, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko sebagai Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya menuturkan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan pada kasus ini. Ia juga menegaskan bahwa ia juga meminta keterangan dari para saksi-saksi yang ada di tempat kejadian perkara.

Kombes Trunoyudo mengatakan bahwa dalam kasus ini terdapat tujuh orang saksi diantaranya ada pihak keluarga, dan ia juga meminta keterangan dari saksi lain, semua ini dilakukan untuk mengetahui apa motif korban untuk melakukan aksinya tersebut.

Dari keterangan-keterangan yang diambil, terkuak lah sebuah fakta bahwasanya korban pernah mendatangi seorang psikologi untuk konsultasi. Diduga psikolog yang pernah didatangi korban adalah seorang psikolog dari Universitas Indonesia. Penyidik sudah melakukan penjadwalan terkait pemanggilan psikolog tersebut untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Kombes Trunoyudo juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah berkokaborasi dengan APSIFOR untuk menyimpulkan apa motif korban mengakhiri hidupnya. Hasil ini didasarkan pada digital forensik, cctv di TKP, hasil psikolog, dan hasil psikologi forensik.

Namun dari pengakuan sekuriti yang diungkapkan oleh Kompol Seno yang sebelumnya penyidik sudah memintai keterangan dari sekuriti tersebut. Ia mengaku bahwa sempat bertemu korban di lobi sebelum insiden bunuh diri itu terjadi. 

Sekuriti tersebut menjelaskan bahwa korban beraktifitas seperti biasa dan tidak ada hal yang ganjal, korban tidak terlihat ada masalah apapun.

Tak hanya itu, Kombes Trunoyudo juga menyatakan bahwa tak hanya keterangan dari para saksi dan psikolog yang akan digunakan, namun jejak digital di media sosial korban pun saat ini masih di usut oleh pihak kepolisian.

Setelah ditemukan jejak digital bahwa korban sempat menuliskan permintaan maaf di akun media sosialnya, pihak kepolisian terus menggali informasi tersebut dan memintai keterangan dari saudara korban.



Penulis - Nabila Dwi Ariati