Gambar. porostimur.com |
Dari beberapa informasi korban bunuh diri merupakan mahasiswi prodi ilmu komunikasi angkatan tahun 2019.
Kompol Tribuana Roseno sebagai Kapolsek Kebayoran Baru telah menginformasikan bahwa kejadian itu benar terjadi.
Ia
menuturkan bahwa kejadian yang dialami mahasiswi tersebut dilakukan pada jam
23.45 WIB. Informasi tersebut dikutip dari Kompol Suseno yang dikonfirmasi oleh
wartawan pada 11 Maret 2023
Menurut Kompol Seno, peristiwa tragis bunuh diri seorang mahasiswi tersebut awalnya diketahui oleh penjaga apartemen. Penjaga apartemen tersebut mendengar bahwa ada suatu benda yang jatuh.
Namun
saat di cek ternyata penjaga apartemen tersebut melihat korban bunuh diri itu
sudah tergeletak di tanah.
Dari beberapa informasi yang didapatkan, korban diduga akan melangsungkan wisuda pada beberapa hari sebelum peristiwa nahas bunuh diri tersebut terjadi.
Kompol Seno juga belum bisa memastikan apa
penyebab yang menjadi dasar terjadinya bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswi
tersebut.
Karena kondisi rumah korban yang masih
belum kondusif dan keluarga korban masih dalam masa duka, maka dari itu aparat
kepolisian belum bisa meminta keterangan pada keluarga korban.
Namun, Kompol Suseno juga mengatakan bahwa
korban sempat mengunggah story' di akun Instagram miliknya. Dari penuturan
Kompol Suseno korban menulis kata pamitan dan permintaan maaf untuk keluarga
dan teman-teman korban sebelum ia terjun dari apartemen lantai 18 untuk
mengakhiri hidupnya.
Di lain sisi, Kombes Trunoyudo Wisnu
Andiko sebagai Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya menuturkan bahwa pihaknya
masih melakukan penyelidikan pada kasus ini. Ia juga menegaskan bahwa ia juga
meminta keterangan dari para saksi-saksi yang ada di tempat kejadian perkara.
Kombes Trunoyudo mengatakan bahwa dalam
kasus ini terdapat tujuh orang saksi diantaranya ada pihak keluarga, dan ia
juga meminta keterangan dari saksi lain, semua ini dilakukan untuk mengetahui
apa motif korban untuk melakukan aksinya tersebut.
Dari keterangan-keterangan yang diambil,
terkuak lah sebuah fakta bahwasanya korban pernah mendatangi seorang psikologi
untuk konsultasi. Diduga psikolog yang pernah didatangi korban adalah seorang
psikolog dari Universitas Indonesia. Penyidik sudah melakukan penjadwalan
terkait pemanggilan psikolog tersebut untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Kombes Trunoyudo juga mengungkapkan bahwa
pihaknya sudah berkokaborasi dengan APSIFOR untuk menyimpulkan apa motif korban
mengakhiri hidupnya. Hasil ini didasarkan pada digital forensik, cctv di TKP,
hasil psikolog, dan hasil psikologi forensik.
Namun dari pengakuan sekuriti yang diungkapkan oleh Kompol Seno yang sebelumnya penyidik sudah memintai keterangan dari sekuriti tersebut. Ia mengaku bahwa sempat bertemu korban di lobi sebelum insiden bunuh diri itu terjadi.
Sekuriti tersebut menjelaskan bahwa korban
beraktifitas seperti biasa dan tidak ada hal yang ganjal, korban tidak terlihat
ada masalah apapun.
Tak hanya itu, Kombes Trunoyudo juga
menyatakan bahwa tak hanya keterangan dari para saksi dan psikolog yang akan
digunakan, namun jejak digital di media sosial korban pun saat ini masih di
usut oleh pihak kepolisian.
Setelah ditemukan jejak digital bahwa
korban sempat menuliskan permintaan maaf di akun media sosialnya, pihak
kepolisian terus menggali informasi tersebut dan memintai keterangan dari
saudara korban.
Penulis - Nabila Dwi Ariati