HIRANKA.COM - Syabda Perkasa Belawa atlet bulu tangkis
tunggal putra Indonesia itu diketahui meninggal dunia pada hari Senin 20 Maret
2023 kemarin. Gambar. news.detik.com
Kabar meninggalnya Syabda sang atlet bulu tangkis itu di sampaikan oleh aku Twitter resmi dari humas dan media pengurus pusat persatuan bulu tangkis seluruh Indonesia yaitu @INABadminton.
Diketahui bahwa Syabda Perkasa Belawa meninggal karena kecelakaan lalu lintas di tol Pemalang-Batang Jawa tengah.
Insiden kecelakaan yang menimpa Syabda diketahui saat Syabda sedang berada
dalam perjalanan menuju ke makam sang nenek untuk berziarah. Makam sang nenek
berada di Sragen, Jawa tengah.
AKP Achmad Riedwan Preevost sebagai Kepala
satuan lalu lintas Pemalang menuturkan, dugaan sementara atas insiden
kecelakaan tersebut bermula saat mobil Toyota Camry yang bertuliskan nopol B
1824 BKN tengah melaju dari arah barat ke arah timur dan berada di lajur kiri
dengan kecepatan yang di atas rata-rata.
AKP Riedwan mengatakan bahwa di duga
pengendara tengah dalam kondisi yang mengantuk, sesampainya di tempat kejadian
insiden kecelakaan itu terjadi.
Selanjutnya, mobil Toyota Camry yang di tumpangi oleh Syabda Perkasa Belawa menabrak bagian belakang dari truck yang bertuliskan nomor polisi AG 8711 V yang saat itu tengah berada di depannya mobil milik Syabda.
Insiden kecelakaan yang terjadi tersebut menyebabkan dua
orang meninggal dunia, dan termasuk juga Syabda sendiri.
Peristiwa kecelakaan yang di sebabkan oleh
pengemudi yang tengah mengantuk memang sering kali terjadi. Rata-rata supir
yang mengantuk memaksakak dirinya untuk tetap berkendara meskipun kondisi
tubuhnya tengah kurang fit ataupun kelelahan.
Founder & training director Jakarta defensive driving consulting, Jusri Pulubuhu mengatakan bahwa jika sudah mulai merasakan tanda-tanda mengantuk,
ia menyarankan untuk segera mencari tempat
untuk beristirahat sejenak agar dapat berkendara lagi dengan kondisi yang
bugar.
Salah satu tanda dari mengantuk adalah saat otak sudah mulai tak terstimulasi dari apa yang di lihat. Seperti saat ada orang yang akan menyebrang di pinggi jalan, jika masih bisa antisipasi kalau orang itu akan menyebrang. Atau jika melihat ada bus yang akan menyusul dan masih bisa untuk antisipatif.
Maka bisa dikatakan bahwa otaknya masih
terstimulasi. Namun jika tidak mengantisipasi bisa itu merupakan tanda-tanda
mengantuk, maka sebaiknya mencari tempat istirahat atau gantian dengan supir
yang lain.
Jusri juga menyarankan jika tanda-tanda
mengantuk atau kelelahan sudah di rasakan, maka bisa dengan mengisi aktivitas
lain yang dapat mengusir rasa kantuk seperti dengan Mengobrol dengan penumpang
yang ada di samping, stimulus otak dengan membaca apapun yang di lihat, atau
dengan mendengarkan musik.
Tak hanya itu, penyebab yang paling sering terjadi pada insiden kecelakaan di tol Trans Jawa biasanya kasus kecelakaan tabrak belakang,
seperti yang dialami oleh Syabda Perkasa Belawa. Hal ini di
sebabkan karena kecepatan dari mobil pribadi dan truk yang signifikan.
Mobil pribadi dapat melaju dengan
kecepatan lebih dari 100 km/jam sedangkan truk yang melintas di tol Trans Jawa
biasanya hanya melaju dengan kecepatan 40 km/jam karena truk-truk tersebut
terkadang membawa muatan yang berat.
Karena hal itu lah apabila si pengemudi
mobil pribadi sudah mengangtuk, maka resiko kecelakaan menabrak bagian belakang
truk sangatlah mungkin terjadi, karena supir yang mengantuk biasanya tidak bisa
mengantisipasi bahaya yang ada di depannya.
Penulis - Nabila Dwi Ariati