Sejarah El-Clasico: Rivalitas Teragung Dalam Dunia Sepak Bola

HIRANKA.COM - 24 April 2017, Jordi Alba mengirimkan asis kepada rekan setimnya, Lionel Messi. Messi memanfaatkan bola yang dikirimkan kepadanya dengan maksimal. Gol! Skor 2-3 untuk keunggulan Barcelona. Pemain asal Argentina itu berlari ke pinggir lapangan. Ia melepaskan jerseynya dan membalik jersey berwarna biru merah itu. ‘Lionel Messi – 10’, tulisan ini dipampangkannya di hadapan lebih dari 80 ribu Madridista (sebutan untung pendukung Real Madrid C.F.) yang hadir di tribun Santiago Bernabeu. Selebrasi ‘jemur baju’ Messi ini merupakan salah satu momen paling ikonik dalam sejarah sepakbola.

5 tahun sebelumnya. Kali ini di Camp Nou, stadion kebanggan tim raksasa Catalan, F.C. Barcelona. Pertandingan sudah berjalan alot selama 73 menit. Mesut Ozil dari sisi kanan lapangan jeli melihat seorang penyerang Real Madrid berlari ke depan, menusuk pertahanan lawan. Tanpa pikir panjang ia mengirimkan umpan terobosan kepada pemain yang tampak mengenakan nomor punggung  7 itu. Pemain bernama Cristiano Ronaldo yang menerima bola itu lalu dengan tenang melesakkan tembakannya melewati penjaga gawang Barcelona. Gol! Skor 1-2 untuk Real Madrid. Cristiano berlari ke pinggir lapangan dengan gestur menggerakkan telapak tangannya atas-bawah. ‘Calma! Calma!’ teriaknya. ‘Tenang! Tenang!’. Ia mengejutkan lebih dari 90.000 pendukung Barcelona di Camp Nou. Selebrasi ‘calma’ yang disaksikan puluhan juta orang di seluruh dunia ini membekas dalam ingatan setiap penontonnya, menyejarah dalam kenangan generasi yang menyaksikannya.

Rivalitas Teragung Dalam Dunia Sepak Bola

El-Clasico, atau dalam terjemahan bebas berarti ‘Laga Klasik’ adalah laga yang mempertemukan antara 2 klub raksasa asal Spanyol, Real Madrif C.F. dan F.C. Barcelona. Duel Los Merengues dengan Les Cules ini selalu menjadi duel yang dinantikan oleh hampir seluruh penikmat permainan si kulit bundar. Dilansir dari BleacherReport, Zinedine Zidane, seorang mantan pelatih dan pemain Real Madrid mengatakan, “El Clasico adalah hal terindah yang ada dalam sepakbola.”

Pertarungan Dua Klub Sepakbola Terbesar

Menjuarai 35 trofi Liga Spanyol, Real Madrid tak pelak lagi pantas disebut Raja Spanyol. Tim asal ibukota itu sejak didirikan pada tahun 1902 memang memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sepakbola dunia. Tak puas dengan pencapaian itu, Los Blancos juga mencatatkan 14 kali juara Liga Champions, trofi terbesar dan paling bergengsi dalam dunia sepakbola antar klub.

Rival mereka, F.C. Barcelona juga tak kalah hebat. Tim asal Catalan ini merevolusi sepakbola dengan gaya dan filosofi bermainnya yang indah. 26 raihan trofi Liga Sapnyol dan 5 trofi Liga Champions sepertinya tak sepadan dengan pengaruh yang klub ini berikan kepada perkembangan dunia sepakbola.

Dilihat dari jumlah pendukungnya secara global, dua klub raksasa LaLiga ini juga adalah klub dengan jumlah penggemar terbanyak di dunia. Real Madrid memiliki 110 juta pendukung di Facebook, 92 juta pendukung di Instagram, dan 35 juta di Twitter, atau 237 juta pendukung secara total (hanya di media sosial). Adapun Barcelona memiliki pendukung berjumlah 103 juta di Facebook, 93 juta di Instagram, dan 34 juta di Twitter, atau secara total sekitar 228 juta penggemar.

Maka tak pelak jika setiap kali El-Clasico digelar, mata seluruh penikmat sepakbola akan tertuju pada panggung akbar ini.

Tempat Unjuk Gigi Pemain-Pemain Terbaik Dunia

Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Rivalitas terbesar sepanjang sejarah dunia sepakbola. Debat kusir antara dua pendukung mereka tentang siapa yang berhak digelari GOAT (Greatest Of All Time/Yang Terbaik Sepanjang Masa) sulit menemui akhir. Dan kedua pemain ini sempat bermain dan bertemu dalam ajang agung El-Clasico.

Real Madrid dikenal dengan julukan Los Galacticos, sebab hobi membeli pemain-pemain bintang. Nama-nama besar seperti Ronaldo Nazario, David Beckham, Roberto Carlos, Zinedine Zidane, Mesut Ozil, Gareth Bale, Eden Hazard dan masih banyak lagi adalah bukti dari julukan tersebut.

Barcelona selain juga sering mendatangkan nama-nama besar, juga ahli menelurkan pemain-pemain kelas dunia hasil didikan akademinya sendiri. Ronaldinho, Johan Cruyff, Samuel Etoo, Xavi, Iniesta, Deco serta banyak nama besar pernah merumput di tim berjuluk Blaugrana ini.

Pertandingan El Clasico kerap menjadi panggung besar pertunjukan kepiawaian pemain-pemain terbaik setiap masa. Kelas permainan yang jauh di atas match-match biasanya selalu memanjakan para pemirsanya.

Tensi Rivalitas Tinggi

Catalunya adalah kawasan Timur Laut Spanyol yang sejak lama ingin memisahkan diri dari negara itu. Terdiri dari 4 provinsi yaitu Barcelona, Girona, LLeida dan Tarragona, wilayah yang didiami oleh penduduk berbahasa Catalan ini bahkan menggelar referendum pada 2017, yang menyimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Catalunya menginginkan kemerdekaan. Referendum itu kemudian dinyatakan inkonstitusional oleh Pemerintah Spanyol.

F.C. Barcelona sebagai klub raksasa dengan pengaruh luar biasa besar menjadi representasi semangat Catalan. Bendera kuning merah milik Catalunya diadopsi dalam lambang dan jersey klub tersebut. Setiap kemenangan Barcelona dapat berarti kemenangan untuk Catalunya.

Real Madrid yang merupakan tim asal Madrid, ibukota Spanyol tampil sebagai antitesis dari Barcelona. Tim yang merepesentasikan keagungan Kerajaan Spanyol ini dalam sejarahnya memang sangat dekat dengan penguasa. Banyak cerita tentang kedekatan rezim Franco dengan klub ini. Alasan politis ini tentu saja merupakan bahan bakar api perseteruan kedua belah pihak.

Rivalitas yang dipupuk selama puluhan tahun, selalu pecah dalam pertarungan El-Clasico. Di lapangan, pemain-pemain seakan-akan bermain hidup-mati meraih kemenangan. Banyak insiden perkelahian (terutama pada masa kepelatihan Pep Guardiola di Barcelona dan Jose Mourinho di Real Madrid) terjadi dalam laga ini. Hujan kartu merah dan kuning, serta pemain yang berlumuran darah menambah seru dan sengit persaingan kedua belah tim dalam tajuk El-Clasico.


penulis - Lalu Muhammad Hayyi