Pilpres 2024: Anies Baswedan Resmi Didukung Koalisi Perubahan

Anies sempat berkomentar bahwa keputusan Nasdem mengusung dirinya adalah suatu hal yang patut diteladani dalam politik Indonesia.

HIRANKA.COM - Menuju Pilpres 2024, partai-partai politik semakin menunjukkan ‘warna’ yang akan mereka usung pada pertarungan politik terbesar tersebut.

Dinilai banyak pihak sukses menjalankan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Rasyid Baswedan yang kerap disapa Anies, segera diusung sebagai capres untuk Pilpres 2024 oleh Partai Nasdem (Nasional Demokrat), tepatnya pada tanggal 3 Oktober 2022.

Partai besutan Surya Paloh ini dengan berani mengambil langkah yang cukup menantang, mengingat pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017, Nasdem merupakan lawan politik Anies Baswedan. Pada Pilkada bertensi tinggi tersebut, Nasdem mengusung pasangan Basuku Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot).

Anies Baswedan Resmi Didukung Koalisi Perubahan

Anies sempat berkomentar bahwa keputusan Nasdem mengusung dirinya adalah suatu hal yang patut diteladani dalam politik Indonesia.

Meskipun sudah dinyatakan sebagai capres oleh Nasdem, namun itu belum cukup membuat dirinya memenuhi presidential treshold sebesar 20%. Presidential treshold merupakan batas minimal suara partai atau koalisi untuk dapat mencalonkan presiden dalam pemilihan. Diketahui bahwa Nasdem pada Pemilu 2019 meraih suara 12,66 juta atau 9,05% dari total suara rakyat Indonesia.

Namun berbagai manuver dan kecenderungan politik yang dinamis belakangan ini kemudian berhasil mengerucutkan tiga partai, yaitu Nasdem, Demokrat dan PKS secara resmi membentuk Koalisi Perubahan yang bakal mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden pada pemilu mendatang.

Demokrat resmi menyatakan dukungannya kepada Anies pada 26 Januari lalu. Agus Harimurti Yudhoyono yang kerap disapa AHY, selaku Ketua Umum Demokrat menyatakan bahwa Anies merupakan tokoh perubahan dan perbaikan bagi Demokrat.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai terakhir yang menyatakan dukungan resminya pada penggagas gerakan Indonesia Mengajar tersebut. Partai ini menyatakan sikapnya pada 30 Januari lalu.

Hal ini dinyatakan oleh Sohibul Iman, yang merupakan anggota tim kecil Koalisi Perubahan dari PKS. Menurutnya, Anies adalah sosok pemimpin yang nasionalis sekaligus religius. Ia juga manyatakan bahwa Anies memiliki elektabilitas yang tinggi dan berpotensi besar untuk memenangkan pemilihan presiden.

Siapa Cawapres Pendamping Anies?

Meskipun sudah menjadi satu-satunya capres yang resmi didukung oleh koalisi parpol, siapa yang akan mendampingi Anies sebagai calon wakil presiden (cawapres) masih menjadi misteri.

Anies sendiri pernah menyampaikan beberapa kriteria pasangannya dalam Pilpres mendatang. Ia menyebutkan bahwa cawapresnya diharap orang yang mampu berkontribusi untuk memenangkan pemilihan presiden tersebut. Sosok yang pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga berharap pendampingnya mampu memberikan stabilitas pada koalisi dan dapat membantu penyelenggaraan pemerintahan yang efektif jika terpilih.

Nasdem sendiri nampaknya menyerahkan pilihan cawapres kepada Anies. Tetapi Hermawan Taslim selaku Wasekjen Nasdem menyebutkan bahwa memang sudah ada beberapa nama yang diusulkan sebagai pendamping Anies. Demokrat disebut menyodorkan AHY sebagai cawapres, di sisi lain PKS disebut menawarkan Ahmad Heryawan (Aher) untuk posisi tersebut. Beberapa nama di luar koalisi seperti Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur), Andika Perkasa (mantan Panglima TNI), juga Yenny Wahid (putri Gus Dur) juga disebut masuk ke dalam bursa cawapres pendamping Anies Baswedan.

Pembentukan Sekretariat Bersama

Sohibul Iman juga menyebutkan bahwa selanjutnya akan dibentuk Sekretariat Bersama (Sekber) untuk menindaklanjuti jalannya koalisi menghadapi pilpres mendatang. Sekber ini dikatakan adalah transformasi dan kolaborasi dari ketiga partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan.

Namun ia menyebut bahwa istilah Sekber kemungkinan akan diganti, sebab menurutnya istilah ini sudah baheula (kuno). Sekber akan diganti dengan istilah yang lebih milenial dan akrab dengan telinga masyarakat Indonesia masa kini.


penulis - Muhammad Hayyi