Akankah Prabowo Kembali Bertarung Pada Pilpres 2024

Prabowo Subianto juga sebenarnya sudah berulang kali menyatakan akan kembali mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

HIRANKA.COM - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang dipimpin Prabowo Subianto sudah resmi menyatakan bahwa pria yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan itu adalah satu-satunya capres dari partai tersebut.

Prabowo Subianto juga sebenarnya sudah berulang kali menyatakan akan kembali mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

Bahkan beberapa pengamat politik mengatakan bahwa pencapresan Prabowo seakan harga mati bagi partai berlambang kepala garuda itu, salah satunya adalah Direktur Eksekutif Indostrategic, Khairul Umam.

Apakah Pilpres 2024 Prabowo Kembali Bertarung?

Pada penjelasannya kepada Kompas.com, Umam juga menyatakan bahwa itu berarti peluang bagi nama lain sebagai capres dari Gerindra sudah tertutup.

Salah satu nama yang santer diperbincangkan menjadi calon presiden potensial adalah Sandiaga Salahuddin Uno.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu pada Pemilihan Presiden 2019 lalu menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto.

Menurut rilis dari beberapa lembaga survei, Sandiaga Salahuddin Uno yang kerap dipanggil Sandi memang memiliki elektabilitas yang cukup tinggi sebagai calon presiden, meskipun memang masih jauh di bawah bayang-bayang Prabowo.

Survey yang dilakukan lembaga Voxpopuli Research Center menyebut Sandi memiliki elektabilitas tertinggi keempat di antara nama-nama capres favorit dengan angka 8,1%. Meski begitu, Prabowo bertengger di posisi tertinggi dengan angka elektabilitas mencapai 17,2%.

Sikap Sandi Atas Rumor Pencapresan

Tertutupnya peluang Sandi untuk maju sebagai capres melalui partainya mengundang berbagai spekulasi.

Beberapa berita di berbagai media santer menyatakan Sandi dikabarkan mendekat atau didekati oleh partai lain untuk meraih peluang pencalonan.

Salah satu partai yang dikabarkan dekat dengan Sandi akhir-akhir ini adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Sandi sendiri kemudian membantah hal tersebut, ia mengatakan bahwa akan tetap tegak lurus mematuhi apa yang telah ditetapkan oleh partai terutama Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

Di akun instagramnya, beberapa kali ia terlihat mengunggah postingan dengan isi atau caption yang mendukung stabilitas politik, pencapresan Prabowo Subianto dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang dibentuk oleh Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

“Alhamdulillah wa syukurillah, hari ini merupakan hari yang pas untuk meresmikan langkah-langkah bersama dan diwujudkan dalam bentuk Sekretariat Bersama karena bertepatan dengan hari yang penuh berkah tanggal 1 Rajab, sekaligus hari lebaran Imlek tahun kelinci air yang sedang dirayakan oleh saudara-saudara kita kaum Tionghoa.

Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya akan membawa semangat yang kuat untuk membela kepentingan rakyat, untuk kebangkitan ekonomi dan juga terciptanya lapangan kerja.

Ini menjadi awalan kerjasama yang solid terhadap partai kebangsaan yang agamis, dan partai agamis yang kebangsaan.

Insya Allah koalisi @gerindra dan @dpp_pkb dapat mewujudkan Indonesia yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur”

Begitu bunyi petikan caption pada unggahan Instagram yang diunggah di akun @sandiuno, pada akhir Januari lalu.

Elektabilitas Prabowo Tinggi

Prabowo Subianto yang kini kembali menyatakan diri akan maju sebagai capres pada 2024 tak dapat ditampik memiliki angka elektabilitas yang tinggi.

Berbagai survei menempatkannya di poisis pertama atau kedua dalam survei bursa calon presiden, bersaing dengan Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah) dan sesekali dengan Anies Baswedan.

Prabowo Subianto yang pada dua pilpres sebelumnya, yaitu edisi 2014 dan 2019 gagal meraih kursi presiden dari rival politiknya saat itu, Joko Widodo, dinilai para pengamat politik kini memiliki nilai tawar yang cukup kuat.

Setelah bersedia bekerjasama dengan Jokowi dan ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan dalam kabinetnya, Prabowo disebut mampu meraih basis suara yang cukup besar dari pemilih Jokowi pada pemilu lalu. Hal ini tentu cukup fleksibel mengingat PDI-P sebagai partai pemenang pemilu dan partai pengusung Jokowi masih belum menentukan koalisi dan belum mengumumkan secara resmi calon presidennya.


penulis - Muhammad Hayyi