Risalah Hewan-Hewan Jalanan di Turki

HIRANKA.COM - Berjalan-jalan di kota Istanbul, Turki, kamu akan disuguhi dengan pemandangan bangunan-bangunan kuno yang berada di kiri kanan jalan. Terkadang sisa pilar-pilar reruntuhan Kekaisaran Bizantium muncul tiba-tiba di beberapa tempat. Aroma jagung bakar, roti, parfum dan juga daging yang dipanggang semerbak di sepanjang jalan. Akan tetapi, satu hal yang juga tidak boleh dilewatkan adalah pemandangan kucing-kucing yang berkeliaran bebas dan dapat ditemukan hampir di setiap tempat.

Kucing-kucing ini tidak seperti kucing jalanan yang biasa kalian temukan di Indonesia. Kucing di Turki memiliki tubuh yang umumnya gemuk dan bulu tebal yang tampak terawat. Tak hanya itu, di beberapa tempat terdapat banyak rumah kecil yang sengaja diperuntukkan untuk kucing-kucing tersebut, dan biasanya berisi makanan kucing yang diletakkan secara sengaja oleh orang-orang yang lewat.

Kebiasaan memelihara kucing jalanan ini memang sudah tidak dapat terpisahkan dari budaya masyarakat Turki. Maka tak heran jika banyak orang yang tiba-tiba berhenti di tengah jalan hanya untuk bermain-main dengan kucing-kucing tersebut, atau sekedar meletakkan makanan kucing pada tempat yang disediakan. 

Pada tahun 2019, laman The New York Times mengestimasikan bahwa di kota Istanbul saja yang dihuni oleh 15 juta jiwa, perkirakan terdapat 125.000 ekor kucing yang berkeliaran secara bebas di berbagai tempat.

Sepanjang era Kesultanan Utsmaniyah, masyarakat meyakini bahwa iman diimplementasikan dengan menghormati ayat-ayat Allah dan juga menghormati segala ciptaannya. Kasih sayang dalam perspektif Islam bukan hanya sesama orang Islam saja, juga untuk seluruh manusia, bahkan lebih lagi makhluk-makhluk selain manusia, seperti jin, hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Bahkan dilansir dari laman Daily Sabah, salah satu surat kabar digital Turki, mereka memiliki budaya yang menempatkan hak-hak hewan di atas hak-hak manusia. Sebab menurut mereka, jika berbuat salah kepada manusia, kita dapat meminta maaf secara langsung. Tapi jika berbuat salah kepada hewan, tentu saja tidak ada cara untuk meminta maaf.

Lembaga-lembaga Pemelihara Hewan

Pemerintahan Utsmaniyah membuat yayasan dan lembaga-lembaga untuk memberi makan anjing jalanan dan serigala di pegunungan, menyediakan air untuk burung-burung di musim panas, dan juga memelihara unggas lainnya dengan memberikan mereka asupan makanan yang cukup. Bahkan sejak masa itu, sangat umum untuk membangun rumah-rumah burung di pelataran bangunan-bangunan penting seperti masjid, sekolah, juga istana.

Beberapa arsip dari zaman Utsmaniyah mengungkapkan banyak bukti tentang kasih sayang orang-orang pada masa itu kepada hewan-hewan.

Disebutkan bahwa Ibrahim Agha dari Izmir mendonasikan 100 kurus setiap tahunnya ke Masjid Baru Odemish, untuk merawat burung-burung yang ada di sekitar masjid pada tahun 1307. 

Pada tahun 1544, Lutfi Pasha membuat air mancur, kolam renang dan lubang air untuk para peziarah dan hewan-hewan mereka yang melewati distrik Tire di Izmir. masih banyak lagi cerita serupa yang menakjubkan tentang perlakuan masyarakat masa itu kepada hewan-hewan.

Terdapat juga Masjid Kucing (Kediler Camii) di Damaskus, Suriah, yang merupakan lembaga pemelihara kucing-kucing jalanan. Penjaga masjid ini memberi makan ratusan kucing setiap hari. Selain itu, terdapat pula lembaga yang dibuat untuk memelihara hewan tunggangan yang sudah tidak digunakan lagi akibat cedera atau usia yang tua.

Di Distrik Beyazit, Istanbul, bangunan yang kini menjadi Perpustakaan Nasional Istanbul pernah disebut sebagai ‘Perpustakaan Kucing’, sebab mantan pengurusnya, Ismail Saib Sencer, memelihara ratusan kucing jalanan semasa hidupnya pada abad 19.

Rumah Sakit Burung dan Pembuangan Anjing

Pada masa Ottoman juga, terdapat rumah sakit unggas yang terletak di Provinsi Bursa. Memiliki nama resmi ‘Gurabahâne-i Laklakan’, yang berarti rumah untuk burung-burung yang terluka, tempat ini merawat burung-burung yang sayapnya patah atau mengalami cedera lainnya, kemudian dilepaskan kembali ke alam bebas. Bangunan ini masih berdiri hingga hari ini, menampilkan berbagai macam peninggalan dan kisah bersejarah.

Anjing-anjing jalanan Istanbul juga sangat terkenal, dan dapat ditemukan di berbagai tempat. Akan tetapi suatu ketika pada tahun 1909, pemerintah kota mengumpulkan mereka dan membuang mereka ke sebuah pulau di Laut Marmara tanpa makanan dan air bersih. Orang-orang yang bersimpati kepada mereka melemparkan makanan, akan tetapi hal ini tidak banyak menolong. Ketika anjing-anjing ini mati, mereka meninggalkan bau bangkai yang sangat menyengat dan mengganggu penduduk kota.