HIRANKA.COM - Pada gelaran Piala AFF 2022 lalu, langkah timnas Indonesia asuhan
Shin-Tae Yong harus terhenti setelah kandas di tangan Timnas Vietnam pada dua
leg laga semifinal dengan agregat 2-0.
Meskipun di laga leg pertama yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung
Karno, Jakarta, Timnas Garuda berhasil menahan imbang anak asuh Park Hang-Seo
dengan skor kacamata. Namun mereka harus mengakui keunggulan The Red Dragons di
Stadion My Dinh dengan dua gol yang dicetak oleh Nguyen Tien Linh di menit ke-3
dan ke-47.
Ini kemudian menambah catatan buruk Timnas Sepakbola Indonesia yang
sejak lama tidak pernah merasakan gelar juara. Di gelaran piala AFF saja,
Indonesia hanya mampu meraih prestasi tertinggi sebagai runner-up (juara kedua)
pada tahun 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020 (6 kali).
Kunci Sukses Menjadi Tim Terkuat di Asia Tenggara
Sementara itu, memilik catatan 10 pertandingan terakhir Timnas
Indonesia melawan Vietnam, Skuad Garuda hanya mampu meraih 1 kali kemenangan
saja, yaitu pada saat gelaran Piala AFF 2016 dengan skor 2-1. Selain itu,
timnas mencatatkan 5 kali hasil imbang, dan 4 kali kekalahan.
Ini tentu cukup mengherankan, sebab dengan populasi yang jauh lebih
besar, seharusnya Indonesia memiliki potensi yang lebih banyak pula untuk
berkiprah di dunia sepakbola.
Apa kiranya yang membuat negara dengan populasi hanya kurang lebih
sepertiga dari populasi Indonesia, bisa melangkah begitu jauh, bahkan kini
bercokol di rangking 97 FIFA?
Bermain Bersama Sejak Usia Muda
Para pemain Timnas Vietnam bukan baru berlatih setahun-dua tahun
sebelum melakoni berbagai pertandingan internasional. Skuad utama mereka sudah
bermain sejak level U-17, dari usia yang masih sangat muda.
Faktor ini sangat penting sebab mereka akan sangat memahami gaya
permainan satu sama lain dan memiliki chemistry yang sangat kuat.
Selain itu sejak usia muda, beberapa di antara mereka juga sudah
merasakan bermain di liga luar negeri seperti K-League (Liga Korea Selatan)
maupun J-League (Liga Jepang).
Para pemain muda yang tidak bermain di luar negeri juga diberi
kesempatan untuk menunjukkan talentanya di liga dalam negeri (V-League). Banyak
di antara mereka sudah diberi kepervayaan untuk bermain di skuad utama tim
meskipun masih berusia sangat muda seperti Nguyen Quang Hai yang bermain
reguler di liga utama sejak usianya 18 tahun.
Sentuhan Tangan Dingin Park Hang-Seo
Park Hang-Seo, pelatih yang menangani Timnas Vietnam hingga gelaran
Piala AFF 2022 tahun ini memang tak dipungkiri memainkan peran sangat besar
dalam reformasi sepakbola Vietnam.
Pelatih asal Korea Selatan ini
berhasil mengubah sepakbola Vietnam dalam waktu yang relatif singkat. Ia
membawa staf pelatih yang berkualitas untuk memperhatikan berbagai aspek
seperti sport science.
Dikenal dengan keluwesan taktiknya, Park Hang-Seo juga kerap kali
memainkan serangan psikologis untuk mematahkan mental lawan-lawannya sebelum
bertanding. Perang dinginnya dengan Shin Tae-Yong pada gelaran semifinal AFF
lalu mungkin dapat menjadi salah satu contohnya.
Pembangunan Fasilitas Latihan Pemain Muda
Hong Anh Gia Lai Academy merupakan salah satu akademi sepakbola yang
terdapat di Vietnam. Akademi ini diketahui bekerjasama dengan klub Liga
Inggris.
Kerjasama ini lalu banyak membawa hasil positif untuk iklim industri
persepakbolaan di negara tersebut. Kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan
sepakbola modern dan juga fasilitas yang mumpuni membuat akademi ini berhasil
menelurkan banyak pemain yang nantinya akan meningkatkan kualitas liga dan tim
nasional Vietnam.