Kenapa Argentina Berhasil Jadi Juara Dunia?

HIRANKA.COM - Perhelatan Piala Dunia FIFA 2022 Qatar memang telah usai. Banyak momen-momen mengesankan yang telah disaksikan oleh jutaan pemirsa di seluruh dunia. Meskipun mengundang kritik dan cercaan dari berbagai media dan tokoh, terutama dari dunia Barat, tetapi kejuaraan paling bergengsi dalam dunia sepakbola itu tak dapat dipungkiri sukses besar.

Salah satu hal yang membuatnya menjadi mengesankan adalah suksesnya Argentina sebagai juara. Lionel Messi berhasil menggenapkan perburuan trofinya dan tak diragukan lagi menegaskan bahwa dirinya layak disebut pemain sepakbola terbaik di dunia. Pemain yang kini berkarir di klub Paris Saint-Germain (PSG) itu memiliki penggemar yang tak terhitung jumlahnya, sehingga saat ia memenangkan trofi Piala Dunia, hampir seluruh dunia merayakannya.

Sebelum ajang sepakbola akbar itu digelar, beberapa lembaga mencoba memprediksi pemenang kejuaraan ini.

Sport Bible merilis bahwa Brazil merupakan favorit juara dengan peluang 14,72%, disusul Argentina dengan 14,36%, di tempat ketiga mereka menempatkan Belanda dengan probabilitas 7,84%.

Kenapa Argentina Berhasil Jadi Juara Dunia?

Lalu mengapa Argentina berhasil menjadi kampiun? Berikut beberapa ulasan dan kilas balik tentang pertanyaan tersebut:

1. Memiliki Lionel Messi

Lionel Messi memang tidak diragukan lagi adalah pemain unik dengan skil-skil memukau. Melegenda di klub asal Spanyol, FC Barcelona, pemain peraih Balon D'Or sebanyak 7 kali ini kemudian hijrah ke PSG.

Mekipun di klub ia terbilang sukses, tapi bersama tim nasional Argentina, Messi harus berjuang hingga tahun 2021 untuk merengkuh gelar Copa America. Tahun ini ia berhasil mempersembahkan gelar Piala Dunia untuk Argentina.

Ia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam ajang tersebut, tentu sangat pantas mengingat ia mencatatkan 7 gol dan 3 assis hanya dalam 7 pertandingan.

Meskipun sudah berusia 35 tahun, pemain kelahiran Rosario, Argentina ini berhasil menjadi maestro di lapangan tengah timbya sekaligus menjadi pencetak gol yang subur, sebab pegerakannya yang masif dan dinamis di lini depan.

2. Memiliki Juru Taktik Hebat

Walaupun dilatih oleh berbagai nama besar, termasuk legendanya sendiri Diego Maradona, Argentina pada edisi-edisi sebelumnya selalu gagal menjadi juara.

Akan tetapi, di tangan Lionel Scaloni, seorang pelatih muda berusia 44 tahun, timnas Argentina berhasil mendapatkan gelar juara dunia ketiganya.

Lionel Scaloni sebelumnya pernah melatih Sevilla FC, klub asal Andalusia, Spanyol. Lalu dia dipercayai sebagai asisten pelatih Argentina. Pada gelaran Copa America 2021 di Brazil, Scaloni yang saat itu sudah ditunjuk sebagai pelatih kepala berhasil mempersembahkan gelar pertama dalam 28 tahun untuk Argentina. Saat awal-awal ditunjuk sebagai pelatih, banyak pihak mengkritisinya. Tetapi ia berhasil membungkam kritik tersebut rapat-rapat dengan gelar juara dunia.

Taktik Scaloni dikenal adaptif, mengandalkan pressing, dan permainan yang memanfaatkan lebar lapangan. Scaloni menyadari betul kekuatan dan kecepatan pemain-pemain sayap yang ia miliki, dan berhasil mengeksploitasi kelebihan tersebut yang menghasilkan gelar juara.

3. Memiliki Pemain-Pemain Bermental Baja

Meskipun menjadi salah satu jagoan dalam ajang ini, tetapi Argentina sempat mengalami kekalahan yang memalukan di awal turnamen. Pada pertandingan perdana, Argentina yang tergabung di Grup C, takluk oleh tim yang tidak terduga sama sekali, Arab Saudi dengan skor 1-2.

Banyak media dan pengamat mulai meragukan probabilitas Timnas Argentina sebagai juara. Media sosial juga dipenuhi dengan ejekan terhadap permainan tim berbintang dua ini. Masyarakat Arab Saudi dan pendukung negara-negara rival Argentina tak habisnya merendahkan anak asuh Lionel Scaloni.

Namun kekalahan ini tidak berdampak pada mental tim keseluruhan. Timnas Argentina membungkam keraguan itu dengan menyapu bersih 2 laga sisa di fase grup dan 16 besar dengan kemenangan. Di babak  perempat final, menghadapi tim jagoan lainnnya, Belanda, mental tim Tango dibuktikan dengan kemenangan mereka pada babak adu pinalti.

Laga yang menjadi bukti terbaik akan hebatnya mental tim ini adalah laga final. Hasil imbang dengan skor 3-3 mengharuskan kedua tim menuju babak adu pinalti. Dengan tenang, keempat eksekutor pinalti Argentina membobol gawang Hugo Lloris dan mengamankan gelar Juara Dunia untuk ketiga kalinya.