Remaja Lampung Gak Bisa Bahasa Lampung, Kok Bisa?

HIRANKA.COM, LAMPUNG - Bahasa lampung merupakan salah satu Bahasa daerah yang terdapat di Nusantara, tepatnya di pulau Sumatra provinsi Lampung. Lampung adalah salah satu provinsi di Indonesia yang lokasi nya sangat strategis, berada di ujung selatan pulau Sumatera, menjadikan provinsi Lampung ini didiami oleh dua golongan masyarakat asli dan penduduk pendatang. Oleh karena kondisi tersebut, dilukiskan pada lambang daerah Lampung yang dikenal dengan sebutan “Sang Bumi Ruwa Jurai”, yang artinya “Bumi kediaman mulia dari dua golongan masyarakat yang berbeda asal usul nya”.

Kehadiran para transmigrasi khusus nya dari pulau jawa, bali dan Lombok ke daerah lampung dengan tetap memelihara dan mempertahankan pola hidup, budaya, dan Bahasa asalnya sangat memperkaya kebudayaan daerah lampung, namun hal ini dapat mengancam kepunahan budaya dan Bahasa Lampung itu sendiri. Bahasa Lampung kini kian tersingkirkan karena penduduk asli lampung menjadi minoritas di tanahnya sendiri. Pada zaman sekarang ini, banyak orang-orang tua atau cendekiawan yang mengaku orang lampung namun tidak bisa lagi menggunakan Bahasa lampung dan aksara tulisan lampung, serta banyak pula generasi muda Lampung yang sudah kaku dan tidak lancar lagi. Banyak dikemukakan juga bahwa Bahasa lampung digunakan hanya di rumah-rumah di kampung orang-orang lampung atau dalam acara adat Lampung. Jarang terdengar di pasar-pasar, kantor-kantor, dan tempat umum. Tidak salah lagi jika banyak yang berpendapat bahwa Bahasa Lampung lambat laun terancam punah dan hilang dari peredaran. Hal tersebut, adanya upaya untuk melestarikan Bahasa dan budaya Lampung.

Keberagaman etnis tersebut berawal dari adanya kebijakan politik etis pada masa Belanda yaitu migrasi penduduk yang dikenal dengan sebutan kolonisasi. Untuk tindak lanjut rencana ini pemerintah Belanda menugaskan H.G Heyting adalah seorang asisten residen yang mempelajari kemungkinan pemindahan penduduk jawa ke daerah lain. Heyting menyarankan agar pemerintah Belanda memindahkan ke luar jawa.

Pada tahun 1905 Heyting mengirimkan rombongan sekitar 155 kepala keluarga untuk migrasi ke wilayah Gedong tataan Lampung. di tahun setelahnya pun para migrasi membangun Desa yang dihuni oleh suku jawa yang migrasi ke provinsi Lampung.

Banyak pendatang dari luar Lampung yang membuat bahasa asli Lampung tergeserkan, mayoritas pendatang berasal dari Jawa yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dengan penutur asli bahasa Lampung sehingga bahasa yang berkembang dalam masyarakat Lampung adalah bahasa Indonesia.

Bahasa Lampung sudah sangat jarang digunakan oleh masyarakat Lampung khususnya anak-anak asli Lampung, karena mereka cenderung menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari mereka. Dan kadang mereka menganggap bahasa Lampung sebagai bahasa yang kuno. Meskipun  demikian, terkadang bahasa Lampung masih bertahan dan digunakan dalam situasi-situsi tertentu, seperti upacara adat pernikahan. Dan juga sebagian masyarakat Lampung masih menggunakan Bahasa Lampung didalam keluarga sebagai alat komunikasi keluarga.

Bahkan kini generasi muda di Provinsi Lampung lebih sering memakai Bahasa daerah lain seperti Bahasa jawa atau Palembang dibanding Bahasa Lampung itu sendiri. Lalu bagaimana upaya yang seharusnya diadakan? Salah satu upaya pemerintah yaitu membentuk generasi yang cinta akan bahasa dan sastra yaitu melalui Duta Bahasa yang dinaungi oleh kantor bahasa di setiap daerah di seluruh Indonesia. Apakah anda pernah mendengar Duta Bahasa? Iya mereka semua adalah generasi muda yang akan memiliki peran untuk melestarikan bahasa daerah. untuk melestarikan bahasa daerah lampung terdapat beberapa cara yang dianggap efektif untuk generasi muda dalam mengembangkan bahasa daerah mereka seperti: 

  • Membiasakan diri menggunakan Bahasa lampung dalam kehidupan sehari hari 
  • Tiap sekolah mengadakan one day Bahasa Lampung dalam seminggu sekali
  • Membuat lomba karya tulisan menggunakan Bahasa Lampung
  • Membuat komunitas Bahasa Lampung bagi pelajar dan masyarakat umum
  • Keharusan memakai Bahasa Lampung sebagai pembuka dalam penyampaian sambutan, baik oleh tokoh adat, tokoh masyarakat atau pejabat pada acara acara tertentu (yaitu ungkapan Tabik pun)
  • Memakai aksara atau tulisan Lampung untuk nama-nama jalan atau bangunan
  • Adanya perlombaan Bahasa maupun budaya asli Lampung
  • Pembelajaran Bahasa dan budaya dimulai dari tingkat kanak-kanak hingga sekolah menengah.

Nah, bagaimana menurut kalian? Pentingkah Bahasa daerah di lestarikan dalam kehidupan sehari hari?. Semoga dengan adanya artikel ini kita dapat lebih mengenal keberagaman budaya yang ada di Indonesia ini. Seperti Bahasa daerah nya, Adat istiadat nya, Makanan khas nya, dan juga sejarah dari daerah yang kita tinggali. Semoga bermanfaat!


penulis : Anindita Nuurii Nabiilah